Syarah Asma’ul-Husna: As-Sayyid, Ash-Shamad, Al-Qaabir, Al-Qahhaar

37. As-Sayyid (Yang Maha Mulia, Penguasa)
38. Ash-Shamad (Yang Maha Sempurna, Bergantung kepada-Nya segala sesuatu)

Allah ta’alaa berfirman,

Katakanlah, ‘Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan.’” (Al-Ikhlas: 1-2)

Begitu pula sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “As-Sayyid adalah Allah.”

As-Sayyid” digunakan untuk ar-Rabb, al-Maalik (yang memiliki), asy-Syariif (yang mulia), al-Faadhil (yang mempunyai kelebihan), al-Kariim (yang mulia), al-Haliim (yang penyantun), ar-raiis (kepala/pemimpin), az-zauj (suami), dan orang yang memikul gangguan kaumnya. Allah, Dia-lah as-Sayyid yang memiliki dan mengendalikan makhluk dan memimpin mereka. Kepemimpinan secara hakikat, semuanya milik Allah dan semua makhluk adalah hamba-Nya. Hal ini tidak menafikan kepemimpinan yang disandarkan yang ditentukan bagi sebagian manusia. Kepemimpinan Yang Maha Pencipta bukan seperti kepemimpinan makhluk yang lemah.
Ash-Shamad, maknanya, yang menyeluruh, yang termasuk di dalamnya setiap hal yang dijelaskan oleh nama yang mulia ini adalah semua makhluk bergantung kepada-Nya dengan hina, butuh, dan sangat memerlukan, seluruh alam meminta pertolongan kepada-Nya. Dia yang sempurna pada ilmu, kebijaksanaan, santun, kekuasaan-Nya, kebesaran, dan rahmat-Nya, dan semua sifat-Nya. Maka ash-Shamad adalah Dia yang memiliki sifat yang sempurna, Dia-lah yang dituju semua makhluk dalam setiap keperluan.

Dia-lah as-Sayyid yang sempurna dalam kepemimpinan-Nya, al-‘Aliim yang sempurna dalam ilmu-Nya, al-Haliim yang sempurna dalam santunan-Nya, al-Ghaniy yang sempurna dalam kekayaan-nya, al-Jabbaar yang sempurna dalam keperkasaan-Nya, asy-Syariif yang sempurna dalam kemuliaan-Nya, al-‘Azhiim yang sempurna dalam kebesaran-Nya, al-Hakiim Yang sempurna dalam kebijaksanaan-Nya. Dia yang sempurna dalam berbagai macam kemuliaan dan kepemimpinan, Dia-lah Allah. Ini adalah sifat yang tidak layak kecuali hanya untuk-Nya, tidak ada bagi-Nya yang setara dan tidak ada sesuatu yang seperti-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.

39. Al-Qaabir (Yang Mempunyai Kekuasaan tertinggi)
40. Al-Qahhaar (Yang Maha Mengalahkan)

Allah ta’alaa berfirman,

… Katakanlah, ‘Allah adalah pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Rabb Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.’” (Ar-Ra’d: 16)

Allah ta’alaa berfirman,

(Yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur), tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman), ‘Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?’ Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi maha Mengalahkan.” (Al-Mu’min: 16)

Dan Dia-lah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (Al-An’am: 18)

Dia-lah yang menguasai seluruh alam, tunduk kepada-Nya semua makhluk, tunduk, taat, hina bagi kekuasaan dan kehendak-Nya semua bahan dan unsur yang ada di alam semesta. Tiada terjadi sesuatu yang terjadi dan tidak diam sesuatu yang diam, kecuali dengan izin-Nya. Apa yang dikehendaki-Nya, pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki-Nya, niscaya tidak akan terjadi. Semua makhluk fakir dan lemah di hadapan Allah. Mereka tidak dapat memiliki untuk diri mereka manfaat, mudharat, kebaikan, dan keburukan.

Sumber: DR. Sa’id Ali bin Wahf al-Qahthani. Syarah Asma’ul Husna”. Terj. Abu Fatimah Muhammad Iqbal Ahmad Ghazali. Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafi’i. 2005.