Larangan Saling Berselisih

Allah SWT berfirman, "Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelab datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri," (Al-Baqarah: 213). 

Allah SWT juga berfirman, "Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya," (Ali Imran: 19).

Diriwayatkan dari 'Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata, "Rasulullah bersabda, 'Janganlah kalian saling berselisih. Sesungguhnya yang mengakibatkan binasa ummat-ummat sebelum kalian adalah karena saling berselisih," (HR Bukhari [5062]).

Diriwayatkan dari Al-Bara' bin 'Azib r.a. berkata, "Rasulullah saw. bersabda, 'Janganlah kalian saling berselisih yang mengakibatkan hati kalian juga berselisih’,” (Shahih, HR Abu Dawud [664], an-Nasai [11/90]) .

Kandungan Bab:

  1. Berselisih dalam masalah agama, bertengkar dalam masalah ilmu merupakan tradisi kaum yang mendapat kemurkaan Allah dan kaum yang sesat, yakni Yahudi dan Nasrani. Perbuatan seperti itu juga merupakan sebab kehancuran. 
  2. Perselisihan lahiriyah dapat mengakibatkan perselisihan bathin, demikian pula sebaliknya. 
  3. Ilmu syari'i merupakan sebab persatuan dan kesepakatan, bukan jalan untuk berselisih dan berpecah-belah.

Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar'iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi'i, 2006), hlm. 1/230-231.