Islampos.com – BEBERAPA kalangan di Indonesia beralasan untuk tidak mendukung perjuangan umat Islam melawan rezim Bashar Al-Assad di Suriah karena menurut mereka perjuangan di sana sudah tidak murni, penuh dengan konspirasi serta ada tangan-tangan asing yang bermain di sana.
Bahkan ada yang sampai mengatakan bahwa Tentara Pembebasan Suriah (FSA) masih bercampur baur dengan kubu liberal dan sekuler bukan para mujahidin. Termasuk ada yang mencurigai bahwa pembunuhan syaikh Al-Buthi adalah hasil kerja dari para kelompok-kelompok mujahidin yang ada di Suriah.
Hal tersebut dibantah keras oleh ustadz Bambang Sukirno – relawan HASI (Hilal Ahmar Society Indonesia) – yang pernah melakukan misi kemanusiaan di sana dan sempat berbincang dengan banyak tokoh-tokoh pejuang Suriah. Memang diakuinya bahwa ada permainan global di Suriah, semua negara punya kepentingan terhadap Suriah.
Menurut ustadz Bambang sewaktu di Suriah dia sempat bertemu dengan salah seorang tokoh mujahidin di sana yang menyatakan bahwa Riadul Assad dan Malik Al-Kurdi yang sering di media dikenal sebagai komandan FSA, bukanlah komandan sesungguhnya. Karena tidak ada ijma di kalangan mujahidin Suriah mengangkat mereka sebagai komandan FSA. “Itu hanya klaim mereka saja,” ujar ustadz Bambang kepada Islampos.com.
“Tentara Pembebasan Suriah (FSA) itu adalah merek jenerik untuk semua kelompok perlawanan dari semua kalangan dan profesi dan di sana banyak katibah (kelompok militer) dan Alhamdulillah sebagian besar dari katibah tersebut memiliki ulama sehingga ada beberapa katibah memiliki iltizam keislaman lebih baik daripada yang lain dan Jabhah An-Nusroh menjadi katibah yang paling dominan serta terkenal dalam perlawanannya terhadap rezim Assad,” tegas beliau di sela-sela acara talkshow peduli Palestina dan Suriah yang berlangsung Ahad kemarin (24/3/2013) di masjid Baitul Ihsan kompleks BI Jakarta.
Terkait pembunuhan Syaikh Al-Buthi, ustadz Bambang memaparkan bahwa sudah ada penjelasan dari mujahidin Suriah bahwa bukan mereka pelaku serangan tersebut. Dari yang beliau dapat informasi selama di Suriah, jika ada penyerangan selalu ada rilis dari mujahidin. “Serangan terhadap masjid di mana Syaikh Al-Buthi mengisi pengajian tidak lebih hanyalah ‘False Flag’,” jelas beliau.