
(an-najah.net) – Perlawanan rakyat Suriah telah bergulir lebih dari dua tahun. Akhir-akhir ini, pejuang Suriah semakin kuat merangsek ke pertahanan tentara penguasa dengan persenjataan modern. Pertanyaannya, dari manakah para pejuang Suriah mendapatkan senjata?
Banyak orang berspekulasi bahwa pejuang Islam Suriah dipersenjatai oleh Saudi dan Qatar (independent.co.uk; 13/6/12). Ada pula yang menyebut Amerika Serikat dan Eropa (globalpost.com; 7/2/2013). Apakah memang demikian?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Akrom Syahid, wartawan an-najah.net menanyakan kepada relawan yang terjun langsung ke medan jihad Suriah, Bambang Sukirno, dalam Jumpa Pers Tim HASI V Rabu (6/3). Ia menyebutkan bahwa pejuang Suriah tidak mendapatkan bantuan senjata dari Amerika.
“Saya pernah menanyakan langsung kepada para pejuang di sana, mereka malah tersenyum, mereka bilang, ‘Andaikan Amerika mendukung perjuangan kami, niscaya revolusi ini tidak berlarut-larut hingga sekarang. Saudara juga tidak menemukan orang-orang Amerika di sini kan?” kata Bambang Sukirno, ketua Tim V HASI di kantor HASI Surakarta kemarin, (6/3).
Lebih lanjut relawan HASI yang pernah terjun di Gaza Palestina ini menjelaskan, “Menurut pengamatan saya di lapangan, mereka mendapatkan senjata secara alami saja, bisa dari rampasan perang, terkadang dari mantan aparat keamanan yang bergabung dengan para pejuang.”
Dari sumber yang didapatkan, menurut laporannya, jumlah aparat yang berbalik dari Bashar Assad, lalu bergabung dengan pejuang Suriah sangat banyak.
“Jumlah aparat ini sangat banyak. Dulu, di antara mereka ada yang bertanggung jawab di gudang senjata, pengendali roket dan yang lain-lain. Bahkan saya pernah berjumpa dengan mantan pengawal presiden (paspanpres) yang bergabung dengan pejuang Suriah,” tambahnya.