Sepucuk Surat dari Suriah untuk Umat Islam Indonesia

Solo [an-najah] – Ketua Tim V Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI), Bambang Sukirno, dalam Jumpa Pers hari ini (Rabu, 6/3) membacakan selembar surat dari ketua rumah sakit Masyfa Maidani Salma yang isinya menyatakan bahwa mereka telah menerima uang sejumlah 250 juta rupiah. Kemudian dari uang itu mereka gunakan untuk membeli Mobil Doubel Cabin untuk Mobile Clinic (Klinik Keliling), Genset dan alat-alat listrik, juga solar sebagai bahan bakarnya. Sisanya digunakan membeli obat-obatan untuk keperluan rumah sakit.

Surat yang dibacakan tersebut merupakan bukti dari kaum muslimin di Suriah bahwa mereka telah menerima bantuan dan sumbangan Muslim Indonesia yang telah dipercayakan kepada Tim HASI V dalam perjalanan tugas kemanusiaan selama sebulan lalu di Suriah.

Pria asal Lamongan Jawa Timur tersebut menambahkan, umat Islam Suriah sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan kepada mereka. Mereka mengucapkan salam dan rasa terima kasih yang sangat dalam kepada HASI yang merupakan perwakilan dari masyarakat Indonesia. Mereka juga mendoakan semoga sumbangan tersebut mendapat balasan dari Allah Ta’ala.

Seperti diketahui, Tim yang terdiri dari tenaga medis, penerjemah dan dai ini bertugas di klinik Masyfa Maidani Salma yang merupakan klinik di front terdepan untuk wilayah Jabal Akrod. Kendati jarak antara wilayah yang dipertahankan oleh oposisi dan pemerintah hanya 1 km, masih banyak penduduk termasuk wanita dan anak-anak yang di lokasi tersebut. Di kawasan sekitar Jabal Akrod, terdapat 56 desa dengan penduduk yang bertahan di sana sekitar 20 ribu orang. Wilayah Jabal Akrod, seperti dijelaskan oleh Ketua tim, masuk wilayah Propinsi Latakia yang merupakan basis dan daerah asal-usul Nusairiyah.

Jubir dari HASI yang baru pulang dari Suriah ini menceritakan bagaimana kondisi ketika ia berada di Lokasi Masyfa di Latakia. Setiap hari kawasan tersebut mendapat serangan roket dan mortar. Serangan intensif terutama pada hari Jumat saat kaum muslimin melakukan shalat Jumat.

Kondisi perekonomian pun lumpuh, para petani tidak bisa menjual hasil panen. Selama ini, makan penduduk dibantu oleh para mujahidin yang mengelola dua pabrik roti.