حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عِمْرَانَ أَبِي بَكْرٍ قَالَ حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ أَبِي رَبَاحٍ قَالَ قَالَ لِي ابْنُ عَبَّاسٍ أَلَا أُرِيكَ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ قُلْتُ بَلَى قَالَ هَذِهِ الْمَرْأَةُ السَّوْدَاءُ أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ إِنِّي أُصْرَعُ وَإِنِّي أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللَّهَ لِي قَالَ إِنْ شِئْتِ صَبَرْتِ وَلَكِ الْجَنَّةُ وَإِنْ شِئْتِ دَعَوْتُ اللَّهَ أَنْ يُعَافِيَكِ فَقَالَتْ أَصْبِرُ فَقَالَتْ إِنِّي أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللَّهَ لِي أَنْ لَا أَتَكَشَّفَ فَدَعَا لَهَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ أَخْبَرَنَا مَخْلَدٌ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ أَنَّهُ رَأَى أُمَّ زُفَرَ تِلْكَ امْرَأَةً طَوِيلَةً سَوْدَاءَ عَلَى سِتْرِ الْكَعْبَةِ خ 5220 م 4673
Artinya : Telah bercerita pada kami Musaddad, telah bercerita pada kami Yahya dari Imran Abu Bakar berkata, telah bercerita pada kami ‘Atha Bin Abi Rabah berkata, ” Ibnu Abbas berkata kepadaku, maukah aku tunjukkan salah satu wanita dari penghuni jannah (surga) “. Jawabku ” Ya”. Katanya :
“Wanita hitam ini, dia pernah datang pada Nabi e, lalu berkata, ‘Saya punya penyakit ayan (epilepsi), dan saya terkadang membuka pakaianku. Mintakanlah pada Allah Ta’ala kesembuhanku !'” Rasul e menjawab ” Jika kau mau, sabarlah maka kau akan mendapatkan jannah. Atau aku mintakan pada allah Taa’la agar menyembuhan penyakitmu.” Lalu dia menjawab ” Aku akan bersabar. “Tambahnya. “Tapi aku sering membuka bajuku. Maka do’akanlah agar aku bisa menghindari hal itu.” Lalu Rasul e mendo’akannya.
Telah menceritakan padaku Muhammad, menceritakan padaku Muhallad dari Ibnu Juraij menceritakan padaku ‘Atha bahwa dia melihat Umu Zufar, wanita tinggi dan hitam di bawah penutup ka’bah.
Hakikat Sabar
Sabar secara bahasa berarti menahan. Menahan jiwa dari kegoncangan dan marah, menahan lidah dari mengeluh dan menahan tubuh dari merobek atau memukul-mukul (tanda tidak sabar). Sabar ada tiga macam yaitu : Sabar dalam menjalankan ketaatan pada Allah Ta’ala, sabar dalam menjauhi maksiat padaNya, dan sabar atas ujian dariNya. Dua hal yang pertama membutuhkan usaha dari hamba untuk menetapinya.
Berkata Syaikhul islam Ibnu Taimiyah ” Kesabaran nabi Yusuf semoga Allah memberi keselamatan padanya, menolak ajakan istri raja Mesir lebih sempurna daripada keadaan ketika dia dibuang di sumur, dijual dan dipisahkan dari bapaknya. Karena hal itu menimpanya dan hamba tidak bisa menghindarinya dan tiada jalan keluar kecuali harus sabar. Adapun sabar dalam menjauhi maksiat butuh sikap dan ketegasan dari kita, menahan jiwa. Apalagi adanya sebab-sebab yang sangat menunjang hal itu. Dia adalah seorang pemuda perjaka, dan kecenderungan kepadanya sangat kuat. Tidak ada yang menghalaginya dan menolak syahwatnya. Dia adalah pendatang, yang tidak ada beban metal pada tempat tinggalnya, teman, saudara ataupun keluarganya. Budak dan tidak akan dihukumi sebagaimana orang yang merdeka. Wanitanya sangat cantik, punya kedudukan, dan dia adalah tuannya. Tidak ada manusia yang mengawasinya bahkan wanita yang mengajaknya. Memaksanya dan mengancamnya jika tidak memenuhi ajakannya. Akan dipenjarakan dan dihinakan. Karena faktor itu semua, sabar merupakan ikhtiyar dan itsar(mengutamakan) pada sesuatu yang disisi Allah Ta’ala. Dan ini tidak ada pada kasus yang pertama tadi.”
Katanya lagi ” Sabar dalam menjalani ketaatan lebih sempurna dan utama dari sabar menjauhi maksiat. Karena maslahat menjalankan ketaatan lebih dicintai pemberi syariat dari maslahat meninggalkan maksiat. Kerusakan (mafsadat) tiadanya ketaatan lebih dibenci dan dimurkai dari mafsadah adanya kemaksiatan.”
Contoh ibadah yang paling utama yang erat kaitannya dengan sabar adalah puasa. Karena didalamnya mengandung 3 kesabaran. Yaitu sabar atas ketaatan pada Allah Azza wa Jalla, dan menahan dari maksiat kepadanya karena dia meninggalkan syahwatnya karena Allah Ta’ala. Padahal jiwanya ingin selalu menyelisihinya. Oleh karena itu pahala puasa adalah akan ditentukan oleh Allah Ta’ala secara langsung. Yang ketiga, dia harus menahan rasa sakit berupa lapar dan dahaga yang menimpanya. Dan rasul memberi nama bulan puasa dengan bulan kesabaran.
Sabar atas musibah
Manusia dalam menjalani kehidupan, pasti akan menghadapi berbagai cobaan. Baik menimpa jiwa, harta, keluarga atau kendarannya. Dan itu semua menjadi perhatian yang besar dari semua manusia. Sehingga menyebabkan keputusasaan (QS Al-Isra’ 87). Dan terjangkit kegoncangan-kegoncangan serta ketakutan. Oleh karena itu Allah Ta’ala menjadikan jalan keluar bagi orang muslim berupa kesabaran. Berani menatap masa depannya dengan berani dan rasa optimis. Karena pada urusan dunia dan akhiratnya, masing-masing telah ada solusinya. Dengan sabar atau bersyukur.
Syaikh Utsaimin semoga Allah Ta’ala merahmatinya, dalam kitabnya Syarh Riadhus-shalihin menyebutkan, manusia ketika tertimpa musibah ada 4 keadaan, yaitu :
1. Marah, baik dalam hati, lisan atau anggota badannya.
Merasa Allah Ta’ala telah menganiayanya dengan musibah itu. Lalu dari mulutnya keluar sumpah serapah, celaan, laknat bahkan mencela waktu. Dan hal ini telah dilarang Allah Ta’ala. Yang lebih parah lagi, mereka menampar-nampar pipinya, memegang-megang kepalanya, mengacak-acak rambut, merobek-robek pakaianya. Bahkan ada yang sampai bunuh diri.(kita berlindung dari hal itu). Orang ini tidak akan mendapatkan pahala dari musibahnya. Bahkan dia mendapat 2 kerugian, pada diennnnya (mendapat dosa) dan dunianya (merasakan sakit).
2. Sabar.
Dia membenci musibah, tapi dia menahannya. Tidak marah pada Allah Ta’ala. Tidak dalam hatinya, lisannya dan tidak melakukan dengan anggota tubuhnya.
3. Ridlo (rela).
Dia menerimanya dengan lapang dada dan rela secara sempurna seolah-olah tidak ada musibah.
Perbedaan antara sabar dengan ridlo adalah kalau sabar hanya menahan dengan tidak marah dan berharap agar derita itu bisa segera hilang. Adapun ridlo tidak mengharapkan agar derita itu hilang walau merasakan sakit bahkan kalau keridloan semakin tinggi dia sampai tidak merasakan rasa sakit tersebut.
4. Bersyukur.
Rasulullah jika melihat sesuatu yang tidak menyenangkannya selalu berhamdalah. Kelompok ini bersyukur karena Allah memberi padanya kesempatan untuk mendapatkan pahala yang besar dengan musibah itu. Sebagian hamba ditanya apakah penyebab hal ini. Ujarnya ” Karena kemanisan pahalanya, sehingga melalaikan aku dari kepahitan sabar.”
Keluhan tidak menghilangkan kesabaran
Mengeluh selama kepada Allah Ta’ala saja maka tidak merusak sabar. Nabi ya’qub mengabungkan dengan kesabaran yang baik (sabrun jamil)QS Yusuf :86. Juga apa yang menimpa nabi Ayyub. Yang merusak kesabaran adalah mengadukan Allah bukan mengadu pada Allah Ta’ala. Dalam syair ” Jika kamu tertimpa musibah maka bersabarlah. Sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Tahu. Jika kamu mengadu ke anak Adam berarti kamu mengadukan Yang Maha Penyayang pada yang tidak penyayang”.
Tauladan Kesabaran
Umu Zufar, telah mengambil sabar sebagai pilihan karena tahu begitu besarnya pahala dan keutamaan sabar, sebagaimana hadist diatas.
Umu Sulaim, begitu sabarnya sehingga memberitahukan kabar kematian anaknya pada suaminya ( Abu Thalhah ) pada momen yang sungguh tepat. Demikian dalam hadist sahih.
Ketika orang-orang hendak memotong kaki ‘Urwah bin Zubair karena satu penyakit, mereka berkata sekiranya kami meminumkan sesuatu sehingga anda tidak merasakan sakitnya. ‘Urwah menjawab, “Hanyasannya Allah Ta’ala mengujiku untuk melihat kesabaranku. Haruskah aku menyelisihi keputusanNya?”
Umar bin Abdul Aziz berkata, “tidaklah Allah menganugerahkan suatu nikmat kepada seorang hamba lalu dia mencabutnya dan sang hambapun bersabar atasnya, kecuali Allah Ta’ala akan mengantikannya yang lebih baik.”
Rasulullah e mendo’akan kaum Thaif, ketika malaikat Jibril meminta ijin agar menimpakan gunung atas mereka. Padahal dakwah beliau ditolak bahkan disakiti, lalu diusir.
Bilal bin Rabah, Amar bin yasir dan keluarganya dijamin surga karena kesabarannya mempertahankan keyakinannya.
Bahkan diceritakan seorang panglima perang islam yang menyuruh pasukannya untuk membenamkan setengah tubuhnya ke tanah, karena melatih kesabaran mereka.
Al-Junaid pernah berkata “Sabar yaitu menelan kepahitan tanpa mengerutkan muka.” Dzun Nuun al-Misri berkata, “Sabar adalah menjahui hal-hal yang bertentangan dengan agama. Bersikap tenang ketika menghadapi ujian yang berat dan menampakkan kecukupan di kala kefakiran yang datang ke tengah medan kehidupan.” Ada yang berkata, “Sabar adalah tegar menghadapi cobaan dengan perilaku yang baik.” Ada juga yang mengatakan ,”Ia adalah berlapang dada ketika ditimpa musibah dengan tidak menunjukkan keluh kesah.”
Sabar dalam alquran
Tersebut dalam 90 tempat. Merupakan setengah keimanan, disamping syukur(HR Bukhari, juga at-Tabrani dengan sanad yang sahih). Termuat didalamya perintah untuk sabar, QS 2:45 dan 153, serta menjauhi lawannya, QS 3:139 dan al-Ahqaf 35. Dipuji pelakunya dan termasuk golongan yang mendapat maiyah (kebersamaan) secara khusus. Merupakan hal terbaik bagi pelakunya dan pahalanya tidak terbatas. Mendapatkan kabar gembira secara mutlaq dan syarat mendapatkan pertolongan Yang Maha Pencipta. Pelakunya bisa memahami ayat-ayat Allah Ta’ala dan jalan agar mendapatkan kemenangan, serta menjadi syarat untuk mencapai kepeimpinan. ” Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” QS As-Sajdah (32):24 Yang dimaksud dengan “sabar” ialah sabar dalam menegakkan kebenaran.
Kedudukan sabar dalam dien
Ibarat kepala bagi tubuh, yaitu tidak ada keimanan bagi orang yang tidak sabar. Umar bin Khatab berkata “Sebaik-baik hidup yang lalui adalah dengan bersabar”. Dia merupakan cahaya ( HR Muslim ). Cahaya yang di maksud adalah cahaya yang bisa menghasilkan panas dan bisa membakar sebagaimana cahaya matahari. Berbeda dengan cahaya bulan yang tidak akan membakar apa yang dikenainya. Oleh karena itu dalam alquran matahari itu disebut sebagai dhia'(cahaya) sedang rembulan sebagai nur. Syariat nabi Musa juga disifati dengan dhia’ sedang syariat nabi Muhammad e adalah sebagai nur. Juga siapa yang berusaha untuk sabar maka Allah Ta’ala akan menguatkan kesabarannya ( HR Bukhari no:1429, Muslim, Zakat no :124 dari Abu Said Al Khudri).
Merupakan keajaiban dari orang mu’min yang tidak akan mungkin ditemui pada umat manapun. Ketika dalam keadaan lapang mereka bersyukur dan dalam keadaan susah mereka bersabar. Dan pahala menanti tanpa batas di akhirat kelak. Sebagai contohnya, jaminan jannah yang di pilih oleh salah satu penderita penyakit gila yaitu Umu Zufar dalam hadist diawal pembahasan. Juga pesan Rasul e pada kaum Ansar agar tetap sabar sampai mereka menjumpai telaga Rasulullah e di akhirat kelak ( sebagaimana dalam HR Bukhari no 3792 dan Muslim no 132, bab Zakat ).
Sabar ini harus dilakukan dalam momen pertama kita mendapatkan musibah dan menghadapi musuh. Dan rasa kemarahan serta mengeluh pada mahluk menyebabkan hilangnya pahala dan menambah derita. Rasulullah e bersabda ” Tiada seseorang diberi karunia yang lebih bagus dan lebih besar selain kesabaran “. Kesabaran semuanya adalah baik.
Sabar dan pertolongan
Umar bin Khatab semoga Allah Ta’ala meridloinya berkata kepada pembesar Bani Abbas ” Dengan apa kalian berperang ?” mereka menjawab “Dengan kesabaran, kami tidak bertemu suatu kaum kecuali kami sabar seperti mereka sabar menghadapi kami.” Ibnu bathal berkata ” Keberanian adalah kesabaran sesaat .” Dan hal ini berlaku untuk jihad menghadapi musuh orang kafir juga jihad untuk menghadapi hawa nafsu. Sesungguhnya pertolongan itu bersama dengan kesabaran. Dalam surat al-Anfal :65 dan 66 Allah Ta’ala mensyaratkan kaum muslim dalam berperang agar dapat mengalahkan musuh yang jumlahnya lebih banyak dengan sabar. Pada awal mula islam satu orang bisa mengalahkan 20 musuh. Lalu Allah Ta’ala meringankan menjadi satu dapat mengalahkan dua musuh.
Buah kesabaran
Dari manfaat sabar sebagaimana yang telah kita paparkan adalah sikap ridlo, ketenangan, bahagia, terwujudnya kemuliaan, karomah dan kebaikan. Dan berhak mendapatkan penguatan dari Allah Ta’ala. Pertolongan dan kecintaan. Itu baru buah yang bisa didapat didunia. Sedang di akhirat sebagaimana janji Allah Ta’ala surat az-Zumar(39):10. “Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. Bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” Para malaikat menyambut para penghuni jannah dengan mengigatkan bahwa hal itu adalah buah dari kesabaran ketika di dunia. [ Masyhudhie Abdullah (Alumnus Ma’had ‘Aly Al-Islam)]
Wa Allahu a’lam bi showab.
Referensi
1. Alquran dan terjemahnya
2. Fathul bari
3. Al-mihaj
4. Jamiul ulum wal hikam
5. Tazkiyah an-Nafs
6. Al-Wafy
7. Syarh riadlus-shalihin, syaikh Ustaimin