BEIRUT, LIBANAON (voa-islam.com) – Baku tembak antara Muslim Sunni dan milisi Syiah bersenjata di Lebanon selatan menewaskan tiga orang dan melukai setidaknya lima lainnya pada hari Ahad (11/11/2012), kata para pejabat, dalam tanda terbaru perang sipil Suriah yang mungkin akan tumpah ke Libanon.
Bentrokan antara pengikut ulama Sunni Syaikh Ahmad al-Assir dan anggota kelompok militan bersenjata Syi’ah Hizbullah pecah setelah spanduk agama Syiah dinaikkan di kota pelabuhan Sidon, para pejabat menambahkan. Spanduk tersebut menandai hari Asyuura, periode berkabung tahunan selama 10-hari untuk agama Syiah yang dimulai Kamis.
Ketegangan sektarian berkaitan dengan konflik di tetangga Suriah telah meningkat di Libanon, yang muncul ke depan bulan lalu dengan pembunuhan seorang pejabat intelijen sennior anti-Suriah. Pembunuhan Brigadir Jenderal Wissam al-Hassan, seorang Muslim Sunni, memicu kekerasan sektarian yang menewaskan sedikitnya 13 orang.
Lebanon dan Suriah berbagi sektarian yang sama yang telah membagi makan ketegangan di kedua negara. Sebagian besar Muslim Sunni Libanon telah didukung pemberontak Suriah yang kebanyakan dari Sunni, Sementara Syi’ah Libanon mendukung Presiden Bashar Al-Assad, yang merupakan anggota sekte minoritas Alawit – sebuah cabang dari agama Syiah.
Para pejabat, yang berbicara dengan syarat anonim sesuai dengan peraturan, mengatakan pengawal al-Assir dan seorang pendukungnya tewas dalam penembakan itu, sementara yang terluka termasuk seorang komandan Hizbullah.
Seorang anak laki-laki Mesir yang kebetulan berada di daerah juga tewas, kata mereka.
Tak lama setelah itu, kekuatan militer Libanon tiba di daerah Taameer di Sidon, di tepi kamp pengungsi Palestina Ein el-Hilweh, untuk memisahkan dua kelompok berbeda aqidah tersebut.
Perdana Menteri Najib Mikati menyerukan ketenangan dan pengendalian diri, mengatakan di Twitter bahwa tidak ada yang harus diizinkan untuk menyebabkan masalah keamanan “selama periode sensitif.”
Menteri Dalam Negeri Marwan Charbel, mantan jenderal polisi, menuju Sidon di mana ia bertemu dengan komandan keamanan di kota terbesar ketiga di Libanon tersebut.
“Tentara akan menembak setiap orang yang membawa senjata,” memperingatkan Charbel sebelum memasuki pertemuan, menambahkan: “. Tidak ada yang kebal hukum”
Al-Assir merupakan warga Libanon yang telah menjadi salah satu kritikus paling keras Hizbullah dan Assad, dan telah berulang kali menyerukan perlucutan senjata kelompok militan Syi’ah tersebut.
Awal tahun ini, al-Assir dan pendukungnya mendirikan tenda-tenda memblokir sebuah jalan utama di Sidon selama 35 hari sebagai bagian dari demonstrasi yang sedang berlangsung memprotes fakta bahwa Hizbullah yang didukung Iran mempertahankan gudang-gudang senjata berat.
Persenjataan Hizbullah, merupakan isu perpecahan di Libanon. Banyak politisi oposisi yang menyerukan perlucutan senjata kelompok militan Syi’ah tersebut. (an/wp)
Ket: Tentara Libanon berjaga di lokasi bentrokan senjata antara Sunni-Syi’ah di kota pelabuhan Sidon, Libanon Selatan hari Ahad (11/11/2012). / foto: AP