VOA-ISLAM – Perkembangan Syiah di Madura memasuki babak baru. Sejumlah warga kemarin melampiaskan kemarahannya terhadap Ponpes, tokoh Syiah, Tajul Muluk. Tajul Muluk sendiri adalah ketua Ikatan Jamaah Ahlul Bait (JABI) Sampang dan alumni Yayasan Pesantren Islam (YAPI) Bangil, Pasuruan. Ia dituding telah mengkhianati butir kesepakatan untuk tidak menyebarkan faham Syiah di Madura.
Sebenarnya, para ulama bukan tidak pernah mengingatkan Tajul untuk taubat. KH. Ali Kharrar menyatakan para ulama sudah berkali-kali mengingatkan agar Tajul Muluk bertaubat dari Syiah, namun ajakan baik dari para ulama tersebut ditolak, bahkan tidak digubris.
“Kami sudah tiga kali mengajak Tajul agar taubat dari Syiah, namun tidak digubris juga,” kata KH. Ali Karar, Ulama dari Pamekasan kepada Eramuslim.com, Jum’at 30/12.
Kasus ini pun sampai membuat Mabes Polri turun tangan. “Ketika kami bertemu dengan Mabes Polri kami menyarankan bahwa Tajul harus angkat kaki dari Madura,” tambah Kyai kharismatik ini.
Pertemuan dengan mabes Polri pun membuahkan kesepakatan bahwa Tajul harus angkat kaki dari Madura dan Tajul mengamini itu.Pilihan relokasi pun juga diterima Tajul karena mempertimbangkan keselamatan dirinya dan 100 lebih jemaah dalam menjalankan kepercayaannya, di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Madura.
Tidak hanya itu, para pengikut Tajul pun diminta kembali ke Majelis Ta’lim yang dikelola para ulama agar akidahnya kembali diluruskan.
Akan tetapi dalam perkembangannya, Tajul mengkhianati kesepatakan itu. Terbukti, Tajul masih terlihat mengunjungi Madura berkali-kali. “Seminggu sekali Tajul itu masih sering mengunjungi Madura untuk bertemu para pengikutnya,” tambahnya. (Arbi)