HIDAYATULLAH – Delapan mahasiswa putri di sebuah univeritas di kawasan barat daya Kazakhstan mengatakan akan menuntut pejabat kampus, karena melarang mereka mengenakan kerudung saat mengikuti perkuliahan.
Kepada Radio Free Europe/Radio Liberty mereka mengatakan, penjaga yang bertugas di pintu masuk kampus Universitas Saqtaghan Baishev melarang mereka masuk karena memakai kerudung atau hijab.
Nursaule Samatqyzy, seorang staf kampus, mengatakan bahwa dirinya diperintahkan pihak sekolah untuk melarang para mahasiswi yang memakai kerudung masuk ke kampus.
Radio Liberty (08/12/2011) melaporkan, para mahasiswi itu mendatangi kantor cabang Biro HAM Kazakhstan di Aqtobe untuk mengadukan masalah mereka. Pengacara Aghyzbek Tolegenov telah bertemu dengan rektor Khalel Khusainov pada 7 Desember 2011 guna menyelesaikan masalah tersebut.
Tolegenov menyatakan bahwa Khusainov berkata universitasnya memiliki aturan internal sendiri, yang mengikuti ketentuan dalam UU tentang Agama dan Organisasi Keagamaan Kazakhstan yang telah diamandemen pada awal tahun ini.
“Saya katakan padanya bahwa peraturan internal universitasnya bertentangan dengan konstitusi Kazakhstan, tapi dia tidak setuju,” kata Tolegenov, dikutip Radio Liberty (08/12/2011).
Bayan Orynbaeva, wakil rektor Universitas Saqtaghan Baishev, menolak memberikan komentar mengenai masalah itu dan menyuruh wartawan Radio Liberty keluar dari kampusnya.
Sementara itu Nursaule Qurbanayis, jurubicara Masjid Nurghasyr di Aqtobe, kepada Radio Libertymengatakan dirinya tidak bisa berkomentar mengenai masalah larangan hijab di kampus tersebut, karena Kazakhstan adalah negara sekuler dan “setiap orang yang beragama harus mendahulukan mengikuti hukum dan peraturan negara sekuler itu.”
Pernyataan wanita pengurus masjid itu sungguh ironis, karena konstitusi Kazakhstan menjamin hak semua warga negara untuk melaksanakan ajaran agamanya secara bebas tanpa halangan. Amandemen terhadap UU Agama dan Organisasi Keagamaan juga tidak menyinggung apapun tentang hijab dan pakaian keagamaan lainnya. Lebih ironis lagi karena Islam, agama yang memerintahkan wanita Muslim berhijab, dianut oleh mayoritas penduduk Kazakhstan. (Arbi)