Adab Berbeda Pendapat

Assalamu’alaikum

Ustadz. di era dunia maya ini kan lagi ngetrend yang namanya “diskusi” lewat fesbuk, nah seringkali saya jumpai “diskusi” yang ujungnya saling mencaci, memaki, dan bahkan menghakimi. meskipun acapkali dalil dari quran dan hadist mereka berikan tetapi tetap saja, kesan ngotot dan tidak mau menerima jelas terlihat. nah, saya mohon penjelasan dari Ustadz tentang adab2 berpendapat, terutama bagaimana para sahabat hingga ulama-ulama salaf memandang perbedaan pendapat dan cara menyampaikan dakwah kepada orang yang sesat sekalipun. jazakumullohu khoir atas jawabannyaa.

Wassalamu’alaikum

Abdul Aziz
Semarang

Jawaban:

Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Adanya perbedaan dan perselisihan sudah merupakan sunnatullah. Fenomena perbedaan bisa juga dilihat dengan adanya pergantian malam dan siang, perbedaan pohon dan rasa buah yang berbeda-beda meski satu jenis, perbedaan dalam masalah rizki, ilmu dan keimanan. maka perbedaan merupakan suatu yang wajar. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Tulisan dan lisan merupakan amanah yang akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah pada hari akhir nanti. Maka berhati-hatilah dalam mengeluarkan pernyataan.

Para ulama telah banyak menulis tentang pentingnya menjaga lisan. Ibn al qayyim termasuk yang menyatakan banyak kalangan yang berilmu, ahli ibadah, mampu menjaga kehormatannya (baca: kemaluannya) namun mereka tidak mampu menjaga lisannya, dan akan ada kalangan y ang masuk neraka dikarenakan lisannya.

2. Adapun diantara adab diskusi adalah:

a. Mendengarkan Argumentasi dan pandangan orang Lain
b. Mengemukakan bukti
c. Ramah dalam memberikan bantahan
d.Menyebutkan sisi kesamaan sebelum sisi perbedaan
e.Rendah hati dalam memberikan bantahan
f. Memastikan tempat perbedaan
g. Mengembalikan persoalan kepada Allah dan rasul-Nya dalam masalah syari’at.
h. Menjauhi tindakan mencela dan menjatuhkan martabat orang lain
i. Mengidentifikasi jenis perselisihan
j. Bersikap obyektif

Wallahu A’lam

Kirimkan pertanyaan Anda di sini