Para tawanan wanita di penjara Israel mengeluhkan tindakan manajemen penjara yang memaksa mereka melepas jilbab dan mengenakan seragam khusus dengan tujuan melecehkan mereka.
Ketika menerima kunjungan Asosiasi Tawanan, para tawanan wanita menyatakan bahwa otoritas Israel secara khusus memaksakan kebijakan tersebut terutama kepada para tawanan wanita baru.
Asosiasi Tawanan dalam laporannya, Kamis (23/06/2011) menegaskan, manajemen penjara Israel meningkatkan tindakan represipnya terhadap para tawanan wanita sejak awal bulan ini.
Laporan menyebutkan, manajemen penjara Israel menerapkan kebijakan menghinakan dalam memeriksa para tawanan wanita, di samping menyita perlengkapan pribadi mereka dan menghancurkan seisi ruangan tawanan.
Para tawanan juga mengeluhkan perlakuan kasar dan pelecehan saat pemindahan tawanan dari sel menuju pengadilan Israel, disebutkan bahwa penderitaan mereka dimulai sejak jam 12 malam atau jam 3 pagi dari penjara menuju perlintasan Ramlah, disana disita semua yang mereka bawa, makanan maupun pakaian, padahal mereka harus tinggal di sana satu sampai tiga hari.
Asosiasi Tawanan menyebutkan, ada sejumlah tawanan wanita Palestina yang dilarang untuk dikunjungi, mereka itu: Ahlam Tamimi, Irina Sarahina, Wafa Albas asal Gaza. Mereka juga dilarang berkomunikasi dengan keluarga meski lewat telephone, dan mendapat pengawasan ketat terkait surat menyurat yang mereka kirim dan terima.
Seputar kesehatan para tawanan wanita, laporan menyebutkan bahwa tidak ada dokter khusus wanita untuk para pasien wanita, di samping tidak ada dokter spesialis, sejumlah tawanan bermasalah dengan penyakit gigi mereka, namun tidak mendapatkan pengobatan yang layak. (Fani/hdt)