Setelah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merubah logonya dengan menggusur gambar Kitab Suci Al Qur’an dengan tampilan menyerupai Hexagram atau Bintang David, kini UIN Sunan Gunung Djati Bandung seperti mengikuti jejak koleganya di Jakarta.
Bahkan logo terbaru kampus yang terletak di kawasan Cibiru tersebut tampil dengan gambar menyerupai Bintang David yang lebih vulgar ketimbang UIN Jakarta. Analisa ini bukan untuk memvonis bahwa logo terbaru UIN Bandung pasti terkait misi Zionisme. Tidak sama sekali, karena di situs UIN Bandung sendiri dijelaskan bahwa makna Bintang Bersegi Enam Warna Putih pada lambangnya dimaksudkan sebagai “Ayat-ayat Kauniyah” yang harus digali, dikelola, dan dikembangkan oleh manusia, serta dibimbing oleh wahyu untuk mewujudkan manusia sebagai khalifah di muka bumi yang bertugas untuk memakmurkan alam, dan sekaligus melambangkan “Rukun Iman”. Wallahua’lam.
Namun kita patut menyayangkan terjadinya hal ini dan mencoba bersikap khusnudzan bahwa pihak UIN khilaf atas terjadinya “kecelakaan” pada logo barunya tersebut.
Kalau seksama kita perhatikan, logo Hexagram hadir secara terang menyala dan diperlihatkan secara utuh. Keenam sudutnya hanya naik sedikit ke atas dan ke bawah namun tetap mengandung unsur Hexagram sebagai perlambang kaum masonik secara kuat. Karenanya, jika saja kita tatap secara fokus, kita akan terhantar pada tampilan gambar bendera Israel saat ini.
Selain daripada itu, logo UIN Bandung kali ini juga menampilkan logo pentagram kecil yang dikelilingi Bintang David tersebut. Pentagram adalah simbol religius kaum pagan. Di Indonesia, khususnya Bandung, simbol pentagram sudah tidak asing. Pentagram menjadi sangat terkenal khususnya pada band-band underground Bandung dimana mereka kerap memakainya, namun abai pada pengetahuan sejarah persentuhannya dengan nilai satanisme. Bahkan mungkin kita juga sudah masa bodoh apakah sebuah lambang mengandung nilai satanisme atau tidak.
Padahal Anton Lavey, penulis Injil Setan yang kerap mengkampanyekan simbol pentagram, pernah menyatakan bahwa musik adalah alat yang dipakai para penganut Kabbalah dalam melebarkan misinya. Oleh karena itu tak pelak, konon Marliyn Manson dan Black sabbath adalah band Metal pertama kali terpengaruh oleh Gereja Setan buatan Anton Lavey. Simbol pentagram juga menjadi perwujudan dari Kambing Mendez-Goat alias Baphomet.
Lalu kenapa logo UIN Bandung bisa seperti ini? Ini sepertinya ekses dari peralihan nama IAIN menjadi UIN yang mengandung beberapa konsekuensi logis, termasuk masalah logo.
Rektor UIN Bandung, Profesor Nanat Fatah Natsir, seperti diberitakan Pikiran Rakyat tertanggal 3/11/2010, pernah menyatakan bahwa penggantian logo ini didasarkan atas perubahan status dari IAIN menjadi UIN sehingga terdapat program studi yang menyelenggarakan bidang pendidikan umum. Hal itu berbeda dengan dengan sebelumnya, dimana IAIN hanya terdiri dari program studi yang berkaitan dengan agama Islam.
Walhasil kita mesti cermat bahwa Hexagram atau bintang persegi enam seperti sudah menjadi “hak paten” pengikut satanisme dan paganisme yang kuat dipengaruhi freemasonry. Terlebih kampus Islam harus menjadi garda terdepan membumikan nilai Islam dan menjauhi millah kaum kafir. ‘Ubudullah Wajtanibuth-Thagut’ sembahlah Allah, beribadahlah hanya kepada Allah saja dan tinggalkanlah segala sesembahan selain Allah, yang kita kenal dengan nama thagut. Dan puncak thaghut adalah Iblis.
Pada abad ke-17 Hexagram mulai disebut dengan nama Shield of David oleh orang Yahudi dan diadopsi sebagai lambang dari organisasi Zionis di Kongres Zionis pertama pada tahun 1897. Dan sampai saat ini negara Zionis Israel masih setia memakai lambang itu sebagai lambang resmi negaranya di atas darah para syuhada muslim Palestina yang terbunuh atas kekejian mereka.
Pada masa sekarang, Hexagram digunakan oleh gerakan Freemason sebagai simbol pada banyak organisasi dan perusahaan yang berada di bawah kendalinya.
Tentunya kita harus berhati-hati ketika mengaitkan sebuah logo yang jelas-jelas dipakai Yahudi untuk diterjemahkan dalam bahasa Islam. Karena Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda seperti diriwayatkan dari Ibnu Umar ,”Barangsiapa yang meniru suatu kaum maka dia termasuk dari mereka.” (HR. Abu Daud yang dishahihkan oleh Ibnu Hibban). (Fani/erm)