Pengalaman Pribadi Wartawati Prancis Ketika Mengenakan Busana Muslimah dan Cadar

ImageSeorang wartawati majalah Elizabeth Alexander asal Prancis, Marie Claire, mengenakan busana muslimah dengan dilengkapi cadar yang menutupi wajahnya, padahal ia bukanlah seorang wanita muslimah.   Marie Claire sengaja menyamar menjadi seorang muslimah dengan mengenakan busana muslimah dan cadar, bahkan hal itu ia lakukan selama lima hari. Ia ingin menulis pengalaman pribadinya itu ketika menyamar menjadi seorang muslimah.
  Dengan pakaian muslimahnya, wartawati itu pergi ke jalan-jalan dan tempat-tempat ramai di Prancis. Dengan ditemani oleh seorang fotografer, Marie mendokumentasikan pegalamannya itu.   Pengalamannya selama lima hari itu pun akhirnya dimuat di majalah Elizabeth Alexander, lima halaman ia habiskan untuk mengisahkan hari demi hari dari pengalamannya itu.
  Dalam kisahnya, Marie mengisahkan bagaimana perasaannya tatkala orang-orang ramai melihatnya? Bagaimana perasaannya tatkala sebagian orang menerimanya dan sebagian lagi menolaknya? Dengan pakaian yang serba hitam itu, Marie merasa kesucian tubuhnya terjaga dari pandangan kaum lelaki, dan ini sungguh baru pertama kali ia rasakan.   Pengalaman pribadi ini dilakukan oleh Marie bertepatan ketika Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy, meminta supaya dibuat undang-undang pelarangan cadar. Karena penasaran dengan cadar, Marie pun akhirnya menyamar menjadi seorang muslimah dengan mengenakan cadar.
  Undang-undang pelarangan cadar di Prancis menuai pro dan kontra. Bagi yang kontra menganggap bahwa memakai cadar adalah urusan pribadi. Dalam sejarah, Prancis  juga dikenal sebagai negara yang menghormati hak asasi manusia, begitu juga kebebasan pribadi. (aby/Fani)