Larangan Berdo’a yang Berisikan Dosa atau Memutus Tali Silaturahim

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi saw. bersabda, “Do’a seorang hamba akan terus dikabulkan selama ia tidak meminta suatu dosa atau untuk memutus tali silaturami dan tidak tergesa-gesa.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa?” Beliau menjawab, “Yaitu seorang yang berkata-kata, ‘Aku sudah berdo’a dan berdo’a namun sampai sekarang belum juga dikabulkan.’ Lalu ia merasa rugi dan akhirnya tidak lagi mau berdo’a,” (HR Muslim [2735]).

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a, dari Rasulullah saw. beliau bersabda, “Janganlah kalian berdo’a jelek terhadap diri kalian, anak-anak kalian, dan harta kalian. Sebab tidaklah kalian memohon sesuatu tepat pada saat yang ditentukan Allah kecuali Allah akan mengabulkan permintaanmu,” (HR Muslim [3009]).

Diriwayatkan dari Uqbah bin Shamit r.a, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada di atas bumi muslim yang berdo’a kepada Allah kecuali Allah akan memberi apa yang ia minta atau Allah akan menghindarkannya dari kejelekan yang semisalnya, selama ia tidak berdo’a untuk suatu dosa atau untuk memutus tali silaturahim.” Seorang lelaki dari suatu kaum bertanya, “Kalau begitu kami akan memperbanyak do’a?” Beliau menjawab, “Apa yang Allah berikan lebih banyak daripada apa yang kalian minta,” (Shahih, HR at-Tirmidzi [3644]).

Kandungan Bab:

  1. Celaan meminta kejelekan terhadap harta, anak-anak, pembantu atau terhadap diri sendiri. Seperti berdo’a agar mereka mati, atau melaknat atau agar mereka hancur dan yang semisalnya, sebagaimana firman Allah, “Dan manusia berdo’a untuk kejahatan sebagaimana ia berdo’a untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa,” (Al-Israa’: 11).
  2. Berdo’a untuk suatu yang terlarang dan untuk memutuskan tali silaturahim adalah salah satu sebab tidak terkabulnya do’a. Ini merupakan salah satu dari rahmat dan fadilah yang diberikan Allah kepada manusia. Jika seandainya Allah mengabulkan permintaan seperti ini terntunya manusia akan celaka.

    Allah berfirman, “Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. Maka Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, bergelimangan di dalam kesesatan mereka,” (Yunus: 11).

  3. Tidak sepantasnya berdo’a untuk dosa, untuk memutushkan silaturahim atau berdo’a jelek terhadap harta, diri, dan anak. Karena dikhawatirkan jika kebetulan tepat pada waktu mustajab sehingga Allah mengabulkan do’anya dan akhirnya membuat ia celada.

Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 3/393-395.