
Shalat bagi orang beriman merupakan tali cinta kasih dari Allah. Di samping itu, ia adalah momentum perjumpaan antara hamba dan Tuhannya. Itulah kenapa seorang mukmin tidak akan mengabaikan kehadiran di awal waktu shalat. Sebab, dengan demikian, ia bisa mengawali prosesi dialog dengan Allah itu dengan dzikir.
Allah menegaskan;
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةُ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَتَقُوا رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (البقرة: ٤٥ – ٤٦ )
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Al-Baqarah: 45-46)
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِى ( طه: ١٤)
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain aku. Maka, sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Thaha: 14)
Rasulullah, seperti diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud, bersabda;
قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ ثُمَّ أَيِّ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيُّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي بِهِنَّ وَلَوْ اسْتَرَدْتُهُ لَزَادَنِي
Aku bertanya kepada Rasulullah; “Perbuatan apa yang paling Allah senangi?” Jawab beliau; “Shalat pada waktunya.” “Kemudian apa lagi, wahai Rasulullah?” “Berbakti kepada kedua orang tua”, ujar beliau. “Selanjutnya apa lagi, wahai Rasulullah?” Jawab beliau; “Jihad di jalan Allah”. “Rasulullah menuturkan tiga hal itu”, kata Abdullah bin Mas’ud, “Seandainya aku meminta tambahan lagi, tentulah beliau sudah menambahnya” (HR. Bukhari)
Selain itu, At-Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Ummu Farwah sebagai berikut;
قَالَتْ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ الصَّلَاةُ لِأَوَّلِ وَقْتِهَا.
Rasulullah ditanya; “Amalan apakah yang paling utama?” “Shalat di awal waktu”, jawab beliau.
Menurut Imam Asy-Syafi’i, sebagaimana dikutip dalam Tuhfah Al-Ahwadzi, shalat di awal waktu adalah amalan yang paling utama.
Sumber: 27 Keutamaan Shalat Berjama’ah di Masjid, MYR Raswad, Pustaka Al Kautsar, h. 186-189.