Masyarakat terdiri dari kumpulan manusia yang masing-masing mempunyai kehendak, pikiran, dan kecenderungan. Unsur-unsur manusia itu ada 4 macam.
1. Manusia baik yang senantiasa berbuat kebaikan buat kebaikan buat dirinya dan orang lain. Dia tidak menyukai keburukan dan kejahatan, bahkan dia berusaha untuk menangkal hal-hal negatif di masyarakat karna keburukan itu bisa menular kepada pihak lain. Dan lebih bahaya lagi jika mencelakakan banyak orang. Seperti perahu dua tingkat, para penumpang yang berada di dak bawah melubangi dak karna ingin mengambil air secara langsung. Bila perbuatan ini dibiarkan, maka seluruh penumpangnya akan tenggelam.
Begitu pulalah gambarannya, bila ada pengedar narkoba di tengah para pemuda, jika dibiarkan maka mereka akan hancur karena narkoba itu. Maka harus ada yang mencegahnya.
2. Manusia yang baik buat dirinya dan orang banyak. Tetapi orang ini tidak peduli dengan keburukan, kerusakan, dan kejahatan yang terjadi di masyarakat. Dia egois karena dalam benaknya yang penting dirinya tidak terlibat. Dia lupa kalau saja dirinya tidak terkena imbas kerusakannya, maka bisa menimpa anak cucunya.
3. Manusia perusak. Karna dia sudah terpengaruh oleh jejaring iblis. Perilakunya buruk dan menyebarkan keburukannya sedang dia anti kebaikan dan benci kebenaran dan kebaikan. Orabg seperti ini harus diwaspadai dan diklasifikasi apakah keburukannya tergolong jenis yang ringan sehingga bisa dinasehati atau jenis yang berat karena melanggar hukum sehingga perlu berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk mengamankannya agar tidak meluas kejahatannya.
4. Manusia yang acuh tak acuh. Mau orang baik atau orang jahat dia tidak peduli. Yang penting dia cari kesenangannya sendiri bahkan menutup diri dari kehidupan bermasyarakat.
Dalam bermasyarakat yang bergotong royong, manusia harus didorong menjadi jenis yang pertama, manusia baik yang senantiasa berbuat kebaikan buat dirinya dan orang lain. Allah mengarahkan umat manusia dengan panduan yang tertera pada surat Al Maidah ayat 2
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar (kesucian) Allah, jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qalā’id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula mengganggu) para pengunjung Baitulharam sedangkan mereka mencari karunia dan rida Tuhannya! Apabila kamu telah bertahalul (menyelesaikan ihram), berburulah (jika mau). Janganlah sekali-kali kebencian(-mu) kepada suatu kaum, karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya. ( Al Maidah: 2 )
Begitu pula di tengah umat ini harus ada kelompok jenis pertama itu untuk melakukan amar makruf dan nahi munkar
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung. ( Ali Imron: 104 )
Itu pertanda masyarakat yang sehat dan bagus. Seperti pada firman Allah surat Ali Imron ayat 110
“ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”.
Sumber: Farid Achmad Okbah, My Hope Harapanku Untuk Bangsa,
UFO Publishing