Alangkah indahnya apabila setiap hamba mempunyai sifat ridha terhadap apa yang Allah limpahkan kepadanya. Tidaklah mudah menerima dengan penuh keridhaan atas ketetapan Allah. Butuh kebersihan hati yang amat sangat untuk bisa selalu dan selalu ridha dengan ketetapan Allah.
Allah menurunkan risalah islam melalui hamba-Nya yang Mulia yakni Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada seluruh umat bumi ini. Melalui perjuangan yang Beliau Shallallahu Alaihi wa Salam kemudian di teruskan oleh generasi-generasi selanjutnya untuk menyebarkan islam hingga islam hampir ada di semua penjuru dunia jika jumpai. Akan tetapi banyak dari umat islam sendiri yang belum rela atau ridha menerima syariah ini secara kaffah bahkan ada yang memilih dan memilah untuk di ambil yang enak-enaknya sahaja. Na’udzubillah
قال الشَّيخ محمَّد بن صالح العثيمين -رحمه اللّه
أمَّا حُسْن الخُلُق مع اللَّه، فهو
الرِّضا بحُكْمِه شرعًا وقَدَرًا،
وتَلَقِّي ذلك بالإنشراح، وعدم التَّضَجُّر، وعدم الأسى والحُزْن.
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata :
“Adapun husnul khuluq (akhlak mulia) kepada Allah ialah :
Ridha terhadap hukum Allah baik yang bersifat hukum syar’i maupun hukum yang bersifat ketetapan qadha dan qadar-Nya. Menerima semua itu dengan lapang dada, tidak berkeluh kesah, dan tidak bersedih hati.
فإذا قَدَّرَ اللَّه على المسلم شيئًا يكرهُه؛ رَضِيَ بذلك واستسلم وصبر، وقال بلسانه وقلبه: (رَضيتُ باللَّه ربًّا)
وإذا حَكَمَ اللَّه عليه بحُكْم شرعيٍّ؛ رَضِيَ واستسلم، وانقاد لشريعة اللَّه عزَّ وجلَّ بصَدْر مُنشرح ونفس مُطمئنَّة
فهذا حُسْنُ الخُلُق مع اللَّه عزَّ وجلَّ.
Oleh karena itu apabila Allah mentakdirkan sesuatu yang ia tidak senangi, maka ia tetap ridha, menerima semua itu, bersabar, dan berkata dengan lisan dan hatinya “Saya ridha Allah sebagai Rabb.”
Apabila Allah telah menetapkan suatu hukum syar’i atasnya, maka ia pun ridha dan menerimanya, tunduk patuh kepada syari’at Allah ‘Azza wa Jalla dengan penuh lapang dada dan jiwa yang tenang.
Sumber: Syarah Riyadhus Shalihin oleh Syaikh Muhammad Al-Utsaimin