Adapun yang sunnah dalam shalat adalah dengan memanjangkan bacaan pada rakaat pertama dan memendekkan pada rakaat kedua. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Qatadah berkata,
عن أَبِي قَتَادَةَ رضي الله عنه قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الأُولَيَيْنِ مِنْ صَلاةِ الظُّهْرِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ، يُطَوِّلُ فِي الأُولَى، وَيُقَصِّرُ فِي الثَّانِيَةِ، وَيُسْمِعُ الآيَةَ أَحْيَانًا، وَكَانَ يَقْرَأُ فِي الْعَصْرِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ، وَكَانَ يُطَوِّلُ فِي الأُولَى، وَكَانَ يُطَوِّلُ فِي الرَّكْعَةِ الأُولَى مِنْ صَلاةِ الصُّبْحِ، وَيُقَصِّرُ فِي الثَّانِيَةِ .
“Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam membaca pada dua rakaat pertama dari shalat dzuhur dengan Al-Fatihah dan dua surat. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam memanjangkan pada rakaat pertama dan memendekkan pada rakaat kedua dan terkadang beliau memperdengarkan kepada kami dalam membaca ayat. Dan Beliau Shallallahu alaihi wa sallam membaca pada shalat ashar surat Al-Fatihah dan dua surat, beliau membaca surat yang panjang pada raka’at pertama dan surat yang pendek pada raka’at kedua, begitu pula Beliau Shallallahu alaihi wa sallam membaca surat yang panjang pada raka’at pertama pada shalat subuh dan membaca surat pendek pada raka’at yang kedua.” (Hadits riwayat Bukhari no. 759 dan Muslim no. 585)
Berkata Imam An-Nawawy, “Ini adalah perbedaan pendapat dari kalangan ulama dalam mengamalkan dzahir hadits tersebut. Dan terdapat dua pendapat menurut Syafiiyah, yang paling terkenal adalah pendapat yang tidak memanjangkan bacaan surat. Hadits tersebut dapat dita’wilkan dengan memanjangkan membaca do’a iftitah dan taawwudz, atau karena ia (imam) mendengar orang yang hendak masuk ke dalam barisan shalat, bukan karena mengharuskan panjangnya bacaan. Pendapat yang kedua adalah bahwa disunnahkan memanjangkan bacaan di rakaat yang pertama dengan sengaja. Dan ini adalah pendapat yang benar, dan dipilih karena sesuai dengan dzahir hadits tersebut.” (Syarah Muslim Lil Imam An-Nawawy 4/175)
Maka jika seorang imam memperpanjang bacaannya pada rakaat kedua, dan memperpendek pada rakaat pertama, ia selalu melakukan hal tersebut, maka ia telah menyelisihi sunnah. Maka selayaknya baginya untuk mendapat nasehat, arahan, dan teguran agar ia sesuai dengan sunnah nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Akan tetapi, memanjangkan rakaat pertama dan memperpendek rakaat kedua bukanlah kewajiban, bukan juga syarat sahnya shalat, ia hanya lebih utama dan merupakan penyempurna shalat.
Diterjemahkan dan diringkas dari
https://islamqa.info/ar/answers/66133/ تطويل-الركعة-الثانية-وتقصير-الاولى