Larangan yang Dapat Membatalkan Jihad

Dari Sahl bin Mu’adz al-Juhani r.a. dari ayahnya, ia berkata, “Kami menyinggahi benteng Sinan di tanah Romawi bersama ‘Abdullah bin ‘Abdil Malik. Para anggota pasukan mengambil tempat seenaknya sehingga membuat sempit dan menutup jalan-jalan. Maka Mu’adz berkata, ‘Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kami pernah berperang bersama Rasulullah saw. dalam perang ini dan ini. Lalu orang-orang mengambil tempat seenaknya sehingga membuat sempit jalan. Lalu Rasulullah saw. mengutus seseorang untuk mengumumkan, ‘Barangsiapa mengambil tempat seenaknya sehingga membuat sempit atau menutup jalan, maka tidak ada jihad baginya’,” (Shahih, HR Abu Dawud [2629] dan Ahmad [111/441]).

Kandungan Bab: 

  1. Jihad disyari’atkan untuk menghilangkan gangguan dan mengamankan jalan. Barangsiapa melakukan sebaliknya, maka ia telah membatalkan jihadnya dan tidak ada pahala baginya. 
  2. Dianjurkan bagi amir jihad apabila melihat anggota pasukannya melakukan perkara yang disebutkan di atas agar memberi instruksi supaya menghentikan perbuatan yang dapat merugikan atau mengganggu orang lain.

Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 2/468-469.