قال العلامة القُرطبِي -رحمه الله
حال المرأة المؤمنة في الجنَّة أفضل من حال الحور العين وأعلى درجة وأكثر جمالاً
فالمرأة الصالحة من أهل الدنيا إذا دخلت الجنة فإنما تدخلها جزاءً على العمل الصالح وكرامة من الله لها لدينها وصلاحها
Berkata Al-‘Alamah Imam Al-Qurthubi:
“Keadaan seorang wanita mukminah di Jannah lebih utama daripada kondisi bidadari. Demikian pula wanita mukminah (yang masuk surga) lebih tinggi derajatnya dan jauh lebih cantik (dibanding bidadari).
Seorang wanita yang shalihah dari penduduk dunia jika masuk Jannah, maka dia memasukinya hanyalah sebagai balasan atas amal shalih dan pemuliaan dari Allah kepadanya, karena (bagusnya) agamanya dan keshalihannya.”
أمَّا الحور التي هي من نعيم الجنة فإنما خلقت في الجنة من أجل غيرها وجُعِلَت جزاء للمؤمن على العمل الصالح.
وشتان بين من دخلت الجنة جزاء على عملها الصالح، وبين من خلقت ليُجَازَى بها صاحب العمل الصالح
فالأولى ملكة سيِّدة آمِرَة
والثانية -على عظم قدرها وجمالها- إلا أنها ـفيما يتعارفه الناسـ دون الملكة، وهي مأمورة من سيِّدها المؤمن الذي خلقها الله تعالى جزاء له
“Adapun bidadari yang merupakan salah satu kenikmatan Jannah, dia diciptakan di Jannah hanyalah untuk selain dirinya sendiri. Dan dia dijadikan sebagai balasan bagi seorang mukmin karena amalan shalihnya.
Maka tentunya ada perbedaan besar antara wanita yang masuk Jannah karena amal shalihnya, dengan wanita yang diciptakan sebagai balasan bagi pelaku amal shalih.
Yang pertama adalah seorang ratu, nyonya besar, dan seorang wanita pemimpin.
Dan yang kedua (bidadari) dengan segala keagungan kedudukan dan kecantikannya (yang luar biasa) -dia tidak lain-berdasarkan yang manusia ketahui-bukanlah seorang ratu. Justru dia adalah pihak yang diperintah oleh tuannya yang beriman, yang mana Allah menciptakan dia (sang bidadari) sebagai balasan bagi sang tuan.”
Sumber: Tafsir Al-Qurtubi oleh Imam Al-Qurthubi