Lenyap Dan Berhamburan Seperti Debu

Semangat kita dalam beribadah kepada Allah harus di ikuti juga dengan semangat dalam menghindari diri dari berbuat maksiat kepada-Nya. Saudaraku..  kebaikan sedikit demi sedikit yang kita lakukan akan tertumpuk dalam timbangan amal kebaikan kita dan tercatat dalam lembaran kitab catatan amal.

Namun, terbayangkah oleh kita ternyata ada ‘sesuatu hal’ yang dapat menggerogoti kebaikan-kebaikan tsb sampai pada akhirnya habis ludes tidak menyisakan kebaikan barang sedikitpun. Mengerikan bukan?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

عَنْ ثَوْبَانَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ ، أَنَّهُ قَالَ : لأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا ، فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا ، قَالَ ثَوْبَانُ : يَا رَسُولَ اللهِ ، صِفْهُمْ لَنَا ، جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لاَ نَكُونَ مِنْهُمْ ، وَنَحْنُ لاَ نَعْلَمُ ، قَالَ : أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ ، وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ ، وَيَأْخُذُونَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ ، وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللهِ انْتَهَكُوهَا. سنن ابن ماجة ـ 4245- قال الشيخ الألباني : ( صحيح ) الجامع الصغير وزيادته – 13130

“Dari Tsauban, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda: Sungguh benar-benar aku akan memberitahukan kepada kalian tentang beberapa kaum dari kalangan umatku yang kelak datang pada hari Kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung-gunung tihamah berwarna putih, lantas Allah menjadikannya seperti debu yang bertebaran (lenyap). Tsauban berkata: Wahai Rasulullah, sebutkan ciri mereka kepada kami, jelaskan panjang lebar perihal mereka kepada kami supaya kami tidak menjadi seperti mereka tanpa kami sadari. Beliau bersabda: Ketahuilah, mereka adalah saudara-saudara kalian (orang islam), dan dari keturunan kalian, mereka pun shalat di sebagian waktu malam seperti kalian. Akan tetapi, mereka adalah kaum-kaum yang tatkala mereka sendiri (sepi tidak ada yang lain) mereka maksiat, melakukan sesuatu yang diharamkan oleh Allah, (mereka menerjangnya).” (HR Ibnu Majah 4245, Shahih.)

Jelasnya, Mereka menghindari dilihat orang agar mereka tampak shalih di hadapan manusia. Namun, saat mereka bersendiri, dan tidak ada seorang pun yang melihatnya, dia segera menerjang hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Dia menganggap enteng penglihatan Allah, tidak merasa sedang dalam pengawasan Tuhannya, tidak ada rasa takut terhadap Penciptanya sebagaimana dia merasa diawasi oleh manusia dan khawatir bila terlihat oleh mereka.

Adapun orang yang senantiasa berkomitmen untuk meninggalkan maksiat, namun kadang-kadang dia lemah iman sehingga terjerumus kepada perbuatan maksiat dan tidak terus-menerus, mudah-mudahan tidak termasuk dalam hadits tersebut. (Fatawa Asy-Syabakah Al-Islamiyyah 2/4542)

Mari, kita berkomitmen dengan sungguh-sungguh untuk tidak bermaksiat dan menerjang hal-hal yang dilarang dan diharamkan oleh Allah. Barangsiapa bersungguh-sungguh untuk senantiasa berada di jalan ketaatan, insyaAllah akan ditolong oleh Allah dan semakin dimudahkan untuk taat.

Betapa pentingnya membangun mindset bahwa Allah maha melihat. Dimanapun, kapanpun, dalam keadaan apapun kita senantiasa dalam pengawasan Allah. Malaikat pencatat amal selalu bersanding di kanan kiri kita siap mencatat segala perbuatan kita.