Pada tulisan ini kami akan memaparkan sepuluh pembatal-pembatal keislaman yang di tulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimi. Kitab ini kemudian di syarah atau di jelaskan oleh Syaikh Sulaiman bin Nashir bin Abdullah Al-Ulwan. Kami akan memaparkan satu per satu dari kesepuluh pembatal tersebut. Satu pembatal keislaman menjadi satu artikel semoga bisa menambah wawasan para pembaca semua agar kita bisa menjaga keislaman kita agar tidak batal karna itu akan menyebabkan amal-amal kita terhapus tanpa tersisa sedikitpun. Pembatal keislaman yang pertama yaitu:
- Syirik kepada Allah
Allah berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (An-Nisa: 48)
Allah juga berfirman,
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (Al-Maidah: 72)
Diantara kemusyrikan itu adalah menyembelih kurban untuk selain Allah, seperti untuk jin dan atau kuburan.
Syaikh Rahimahullah mengawali kesepuluh pembatal keislaman ini dengan menempatkan “syirik kepada Allah” sebagai pembatal pertama. Sebab syirik merupakan dosa yang paling besar yang di perbuat untuk mendurhakai Allah. Syirik berarti merampas Rububiyyah dan mengurangi Uluhiyah karena syirik ituadalah menyamakan selain Allah dengan Allah Azza wa Jalla.
Bagaimana tidak, syirik itu bukan dosa paling besar dalam mendurhakai Allah, sedangkan syirik itu menjadikan sekutu bagi Allah dalam menyembah (beribadah) kepadanya. Padahal Dia telah menjadikan segalanya ada dari yang semula tidak ada, serta yang telah memberikan segala kenikmatan. Syirik terbagi menjadi tiga macam yakni: Syirik Akbar, Syirik Ashghar, dan Syirik Khafi. Namun Ibnu Qayyim berpendapat Syirik ada dua macam saja yakni: Syirik Akbar dan Syirik Ashghor.
Pertama, Syirik Akbar, dosa syirik akbar itu tidak akan di ampuni oleh Allah kecuali dengan jalan bertaubat. Pelakunya jika meninggal dalam keadaan syirik, maka ia akan kekal didalam neraka selama-lamanya. Oleh karena itu orang-orang musyrikin dari kalangan penyembah kubur dan lainnya, mengatakan kepada ilah-ilah mereka ketika mereka berada di dalam neraka, “Demi Allah sungguh kami dahulu di dunia dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kamu dengan Rabb semesta alam.” (Asy-Syu’ara’: 97-98)
Syirik Akbar sendiri bentuknya bermacam-macam, namun sebenarnya sumbernya kembali kepada empat macam syirik yang akan kami sebutkan secara global dengan beberapa keterangan.
- Syirik Da’wah (syirik do’a)
Dalilnya adalah firman Allah Ta’alaa yang artinya:
“Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah).” (Al-Angkabut: 65)
Syirik dalam do’a ini sangat banyak tatacara baik yang dilakukan orang-orang terdahulu atau pun zaman sekarang. Seperti berdo’a meminta tolong kepada selain Allah, berdo’a meminta perlindungan kepada selain Allah, berdo’a meminta rizki kepada selain Allah dan masih banyak lagi yang mungkin belum kita ketahui prakteknya.
- Syirik An-Niyat wal Iradah wal Qashd (Syirik Niat, Kehendak dan Tujuan)
Ibnu Qayyim berkata, “Tentang syirik dalam hal kehendak (keinginan), tujuan dan niat, maka itu merupakan lautan yang tak bertepi dan jarang sekali orang selamat darinya. Barang siapa dalam melakukan amal perbuatan berkehendak atau berkeinginan ditujukan kepada selain Allah, dan meniatkan itu untuk mendekatkan diri kepada Allah serta menuntut ganjaran dari perbuatan tersebut, maka ia telah berbuat syirik dalam hal kehendaknya.
Syirik niat ini di kategorikan sebagai syirik akbar manakala amalan seseorang itu seluruhnya diniatkan untuk selain Allah. Berbeda dengan riya’ yang merupakan syirik ashghar. Insya Allah akan kita bahas pada bagiannya sendiri.
- Syirik Tha’ah (Syirik taat)
Yaitu menaati para pendeta, rahib, pemimpin atau yang pada intinya selain sang Khaliq, dalam bermaksiat kepada Allah Ta’laa. Allah berfirman yang artinya :
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (Taubah: 31)
Diantara hadits yang menafsirkan ayat ini adalah yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan perawi lainnya, dari sahabat Adiy bin Hatim bahwa ia pernah mendengar Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam membaca ayat ini yang artinya, “Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai rabb selain Allah”(Taubah:31) maka aku (Adiy bin Hatim berkata kepada beliau, “Sesungguhnya kami tidak menyembah mereka.” Kemudian Nabi bersabda, “Bukankah mereka itu mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah lalu kalian pula ikut mengharamkannya, dan mereka juga menghalalkan apa yang di haramkan oleh Allah lalu kalian pun ikut menghalalkannya.” Saya jawab “Ya” Nabi bersabda, “Demikian itulah penyembahan mereka” sanad hadits ini dha’if akan tetapi memiliki Syahid (hadits penguat) yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir secara mauquf melalui jalur Habib bin Abi Tsabit dari Abu Al-Bukhturi dari Hudzaifah. Mengenai keshahihan hadits masih di perselisihkan akan tetapi penafsiran ayat sebagaimana tersebut cukup terkenal di kalangan ahli tafsir dan tak ada yang menolaknya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Orang-orang yang menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib sebagai rabb itu dengan cara mentaati mereka dalam menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang di haramkan Allah terbagi menjadi dua golongan:
- Mereka mengetahui bahwa orang-orang alim dan rahib mereka mengganti agama Allah lalu mereka mengikutinya sehingga mereka berkeyakinan bahwa penghalalan apa yang diharamkan oleh Allah dan sebaliknya adalah dalam rangka mengikuti pemimpin-pemimpin mereka. Dengan menyadari dan mengetahui bahwa mereka itu telah menyelisihi agama para Rasul. Ini merupakan kekufuran, bahkan Allah menyatakan sebagai bentuk syirik.
- Jika keyakinan dan kepercayaan mereka terhadap pengharaman yang halal dan penghalalan yang haram itu tidak berubah, akan tetapi mereka mentaati para alim dan rahib mereka dalam mendurhakai Allah sebagaimana seorang muslim yang melakukan suatu kemaksiatan yang tetap ia yakini sebagai suatu kemaksiatan, maka mereka itu di hukumi sebagai pelaku dosa.
- Syirik Mahabbah (syirik cinta)
Dalilnya adalah firman Allah yang artinya: “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah…” (Al-Baqarah: 165)
Orang musyrik itu karena kejahilannya mengenai Rabbnya akan kamu dapati mereka mencintai sesembahan-sesembahan mereka berupa berhala dan selainnya sebagaimana mereka mencintai Allah bahkan lebih dari itu. Jika sesembahan-sesembahan mereka disakiti maka ia akan marah demi sesembahan mereka itu dengan kemarahan yang lebih besar daripada kemarahan karena Allah. Ia pun akan bergembira demi sesembahan mereka dengan kegembiraan yang lebih besar pula daripada kegembiraan karena Allah.
Allah berfirman, “Dan apabila nama Allah saja yang di sebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akherat, dan apabila nama sesembahan-sesembahan yang disebut, maka gembiralah hati mereka.” (Zumar: 45)
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: “Ada empat macam bentuk mahabbah yang harus di bedakan satu sama lainnya, karna orang yang tidak dapat membedakannya pasti tersesat.” Keempat macam mahabbah itu adalah:
1.Mahabbatullah (mencintai Allah)
Mahabbatullah saja tidak cukup untuk seorang hamba untuk selamat dari azab Allah dan meraih pahala Allah. Karena kaum musyrikin , Yahudi dan Nasrani mereka juga mencintai Allah.
2. Mahabbatu Ma Yuhibbullah (mencintai apa saja yang di cintai Allah)
Mahabbah inilah yang memasukkan orang kedalam islam dan mengeluarkannya dari kekufuran. Manusia yang paling di cintai oleh Allah adalah orang yang paling hebat ber-mahabbatu ma yuhibbullah
3. Al-Hubbu Lillah (cinta untuk Allah) wal Hubbu Fiillah (cinta karna Allah)
Mahabbatu ma yuhibbullah itu tidak akan tegak kecuali harus dengan al-hubbu lillah wal hubbu fiillah.
4. Al-Mahabbah Ma’allah (cinta sesuatu yang sama seperti cintanya kepada Allah)
Ini merupakan “Mahabbah Syirkiyah” yaitu kecintaan yang bersifat syirik
Kedua, Syirik Ashghor. Pelakunya jika menghadap Allah dengan membawa syirik ashghar, maka berdasarkan pendapat yang benar, itu tergantung pada kehendak Allah, jika Allah menghendaki, maka Dia akan mengampuninya dan memasukkannya kedalam jannah, dan bisa jadi pula jika Allah berkehendak Allah pun akan mengaazabnya, akan tetapi kembalinya tetap ke jannah. Sebab syirik ashghar itu tidak menjadikan pelakunya kekal di dalam neraka. Akan tetapi ia menyeret kepada ancaman Allah (neraka) maka wajib di waspadai. Contoh syirik ashghar seperti, bersumpah dengan nama selain Allah, riya’ , sum’ah.
Sumber: Syarh An-Nawaqidhil Islam karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi