Perkembangan Tafsir

Ulumul Quran

Tafsir pada Masa Nabi dan Sahabat:

Para sahabat dalam menafsirkan Al-Qur’an pada masa ini berpegang pada:

1. Al-Qur’an karim

2. Nabi saw beliaulah yang bertugas sebagai penjelas tentang Al-Qur’an.

3. Pemahaman dan ijtihat.

Penafsiran pada Masa Tabi’in

Pada masa ini berberpegang pada:

a. Al Qur’an

b. Keterangan sahabat yang bersumber dari nabi

c. Penafsiran sahabat yang berupa penafsiran mereka sendiri

d. Keterangan tabiin dari ahli kitab yang bersumber dari isi kitab mereka

e. Ijtihad dan pertimbangan nalar mereka

Syekh Muhammad Husain Adz-Dzahabi berkata: “Dalam memahami kitabullah para tabi’in berpegang pada apa yang ada dalam Al-Qur’an itu sendiri, keterangan yang mereka riwayatkan dari para sahabat yang berasal dari Rasulullah saw, penafsiran yang mereka terima dari parasahabat yang berupa penafsirang mereka sendiri, keterangan yang diterima dari para tabi’in dari ahli kitabyang bersumber dari isi kitab mereka dan ijtihad seerta pertimbangan nalar mereka terhadap kitabbullah sebagaimana yang telah di anugrahkan Allah kepada mereka.”

Tafsir pada Masa Perubahan

a. Penulisan tafsir belum dipisahka secara khusus dan hanya memuat tafsir Qur’an, sunah dari sunah, ayat demi ayat dari awal Qur’an sampai akhir.

b. Penulisan tafsir secara khusus dan idepanden serta menjadaikanya terpisah dari hadist. Qur’an mereka tafsirkan secara sistimatis sesuai tertibmushaf. Dan terkadang disebutkan pentarjihnya, penyimpulan suatu hukum dan penjelasan I’rab yang dibutuhkan.

c. Muncul sejumlah mufasir yang aktifitasnya tidak lebih dari batas-batas tafsir bil ma’sur. Tetapi dengan meringkas sanad dan menghimpun bebagai pendapat tanpa menyebutkan pemiliknya.

d. Masing-masing mufasir memenuhi tafsirnya hanya dengan ilmu yang paling mereka kuasai tanpa memperhatikan ilmu-ilmu yang lain.

e. Penulisan tafsir dengan cara meringkasnya di suatu saat dan memberikan komentar disaat yang lain. Keadaan demikian terus berlanjut hingga lahirnya metode tafsir modern yang memperhatikan kebutuhan-kebutuhan kontemporer disamping berupaya menyingkap asas-asas kehidupa, prinsip-prinsip tasyri dan pengetahuan ilmiyah.

Tafsir Tematik

Yaitu tafsir yang mengkaji masalah-masalah kehusus berjalan beriringan dengannya. Seperti Tibyan Fi Aqsamil Qur’an karya Ibnu Qayim dll.

Tabaqat Mufasirin

1. Mufasir dari kalangan sahabat.

2. Mufasir dari kalangan tabiin.

3. Generasi berikutnya yang menghimpun pendapat para sahabat dan tabiin.

4. Generasi berikutnya yang memuat dalam tafsir-tafsir mereka riwayat yang disandarkan pada tiga generasi.

5. Generasi berikutnya yang menyusun kitab-kitab tafsir dengan keterangan-keterangan berguna yang di nukil dari para pendahulu nya.

6. Mufasir mutakhirin mereka meringkas sanad-sanad riwayat dan mengutip pendapat secara khusus

7. Setiap mufasir memasukan begitu saja kedalam tafsir pendapat yang diterima dan apa saja yang terlintas dalam pikiran yang dipercayainya.

8. Banyak para mufasir yang mempunyai berbagai keahlian dalam berbagai disiplin ilmu . mereka memenuhinya dengan cabang ilmu tertentu dan hanya membatasi pada ilmu yang dikuasainya.

9. Mufasir menempuh cara-cara modern dengan memperhatikan uslub dan kehalusan ungkapan serta dengan menitik beratkan kepada aspek-aspek sosial, pemikiran kontemporer dan aliran-aliran modern, sehingga lahirlah tafsir bercorak sosial sastra.

Sumber: Diringkas oleh tim redaksi alislamu.com dari Manna’ Al-Qaththan, Mabaahits fie ‘Uluumil Qur’aan, atau Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, terj. H. Aunur Rafiq El-Mazni, Lc. MA (Pustaka Al-Kautsar), hlm 419 – 434.