Anjuran untuk membaca Al Qur’an
Membaca Al Qur’an adalah salah satu sunnah dalam Islam dan dianjurkan memperbanyaknya agar setiap Muslim hidup kalbunya dan cemerlang akalnya karena mendapat siraman cahaya Kitab Allah yang dibancanya. Tentang hal ini Ibnu ‘Umar telah meriwayatkan sebuah hadits Rasulllah :
“Tidak diperbolehkan iri (kepada seseorang) kecuali dalam dua hal, yaitu orang yang dianugerahi Allah kekayaan harta lalu digunakannya (di jalan yang diridhai Allah) di waktu malam maupun siang. Dan orang yang diberi Allah Kitab Suci lalu ia membacanya di waktu malam dan siang”. HR. Bukhari dan Muslim.
Membaca Al Qur’an dengan niat ikhlas dan maksud baik adalah suatu ibadah yang karenanya seorang Muslim mendapatkan pahala. Ibnu Mas’ud meriwayatkan :
“Bahwa Rasulullah bersabda, “Barang siapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dan setiap kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipat.” HR. At Tirmidzi.
Dalam sebuah hadits Abu Umamah, ditegaskan :
“Bacalah Al Qur’an ! Karena pada hari Kiamat ia akan datang sebagai penolong bagi pembacanya.” HR. Muslim.
Adab dalam membaca Al Qur’an
Dianjurkan bagi orang yang membaca Al Qur’an memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Membaca Al Qur’an sesudah berwudhu karena ia termasuk dzikir yang paling utama, meskipun boleh membacanya bagi orang yang berhadats.
2. Membacanya di tempat yang bersih dan suci, untuk menjaga keagungan membaca Al Qur’an.
3. Membacanya dengan khusyuk, tenang dan penuh hormat.
4. Bersiwak (membersihkan mulut) sebelum mulai membacanya.
5. Membaca ta’awwudz pada permulaannya, berdasarkan firman Allah, “Apabila kamu membaca Al Qur’an hendaklah meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” QS. An Nahl : 98. Bahkan sebagian Ulama mewajibkan membaca ta’awwudz ini.
6. Membaca basmalah pada permulaan setiap surat, kecuali surat Al Bara’ah, sebab basmalah termasuk salah satu ayat Al Qur’an menurut pendapat yang kuar.
7. Membacanya dengan tartil yaitu dengan bacaan yang pelan-pelan dan tenang serta memberikan kepada setiap huruf akan haknya seperti panjang dan idgham. Allah berfirman, “Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al Muzammil : 4.
8. Memikirkan ayat-ayat yang dibacanya. Cara pembacaan seperti inilah yang sangat dikehendaki dan dianjurkan, yaitu dengan mengkonsentrasikan hati untuk memikirkan makna yang terkandung dalam ayat-ayat yang dibacanya dan berinteraksi kepada setiap ayat dengan segenap perasaan dan kesadarannya baik ayat itu berisikan do’a, istighfar, rahmat maupun adzab.
9. Meresapi makna dan maksud ayat-ayat Al Qur’an, yang berhubungan dengan janji maupun ancaman, sehingga merasa sedih dan menangis ketika membaca ayat-ayat yang berkenaan dengan ancaman karena takut dan ngeri. Allah berfirman : “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk.” QS. Al Isra’ : 109.
10. Membaguskan suara dengan membaca AL Qur’an, karena al Qur’an adalah hiasan bagi suara dan suara yang bagus lagi merdu akan lebih berpengaruh dan meresap dalam jiwa. Dalam sebuah hadits dinyatakan : “Hiasilah Al Qur’an dengan suaramu yang merdu.” HR. Ibnu Hibban dan lain-lain.
11. Mengeraskan bacaan Al Qur’an karena membacanya dengan suara jahar lebih utama. Di samping itu, juga dapat membangkitkan semangat dan gelora jiwa untuk lebih banyak beraktivitas, memalingkan pendengaran kepada bacaan Al Qur’an dan membawa manfaat bagi para pendengar serta mengkonsentrasikan segenap perasaan untuk lebih jauh memikirkan, memperhatikan dan merenungkan ayat-ayat yang dibaca itu. Tetapi bila dengan suara jahar itu dikhawatirkan timbul rasa riya’, atau akan menggangu orang lain, seperti mengganggu orang yang shalat, maka membaca Al Qur’an dengan suara rendah adalah lebih utama. Bersabda Rasulullah, “Allah tidak mendengarkan sesuatu selain suara merdu Nabi yang membacakan Al Qur’an dengan suara jahar.” HR. Bukhari dan Muslim.
Sumber: Diringkas oleh tim redaksi alislamu.com dari Manna’ Al-Qaththan, Mabaahits fie ‘Uluumil Qur’aan, atau Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, terj. H. Aunur Rafiq El-Mazni, Lc. MA (Pustaka Al-Kautsar).