SOLO (voa-islam.com) – Dalam kajian dengan tema “KEUNGGULAN SUNNI TERHADAP SYI’AH” di masjid Istiqlal Sumber Solo Jawa Tengah, pada Jum’at (12/7/2013) malam, ustadz Mudzakkir ditanya oleh salah satu jama’ah tentang ada dan tidaknya kelompok Syi’ah yang sesat.
Penanya kedua bernama M Khalil Ali ini juga bertanya tentang sejauh mana kesesatan Syi’ah yang ada sekarang ini. Namun lagi-lagi, jawaban ustadz Mudzakkir tidak memuaskan dan terkesan muter-muter, meski akhirnya dia mengatakan ada Syi’ah yang sesat.
“Kemudian, sekarang ini ada madzhab Syi’ah yang sesat apa tidak? Nek (kalau –red) ini sama dengan pertanyaan, jane jin sing apik enek opo ora tho? (sebetulnya jin yang baik ada apa tidak tho? -red) Yo jane enek neng aku ra weruh, terus piye? (ya sebetulnya ada, tapi saya gak tau, terus gimana? -red),” katanya.
“Ya seperti dikatakan tadi, Syi’ah sing sesat (ada apa tidak -red), lha wong dia (Syi’ah -red) menganggap imam Ali itu ilaah (Tuhan -red), nganggap malaikat Jibril keliru menurunkan wahyu, mestinya harus kepada imam Ali tapi keliru kepada Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam, yang begitu begitu masak mau kita anggap bener,” jelasnya.
Tapi, pimpinan Ponpes Al Islam Gumuk Solo ini tidak mau untuk memberitahu secara tegas dan jelas, mana kelompok Syi’ah dalam pandangan dia yang sesat, dan tidak sesat.
“Itu masalahnya gitu, cuma kalau saya diminta nunjuk sing endi (yang mana -red), wah repot saya, gitu ya masalahnya gitu. Jadi ada (yang sesat -red), cuma saya gak bisa nunjuk (langsung -red),” ujarnya.
“Tapi kalau bisa nunjukkan, ini lho orangnya berpendapat begini, yo iki wonge (ya ini orangnya -red), lha saya baru bisa mengatakan ini sesat atau tidak sesat gitu, soale saya tidak ada kepentingan apa-apa,” ucapnya.
Terang saja jawaban ustadz Mudzakkir tersebut di sayangkan oleh M Khalil Ali. Kepada voa-islam.com seusai acara, alumni Persis Bangil ini mengungkapkan kekecewaannya. Menurutnya, kalau bisa mengatakan ada Syi’ah yang sesat, secara spesifik juga tau kelompok yang dimaksud.
Pria yang mengajar di STPPI Ibnu Abbas Klaten (milik Ketua DSKS, ustadz DR Mu’inudinillah Basri) ini merasa janggal dengan konsep aqidah ustadz Mudzakkir, khususnya dalam hal al-Wala’ wal-Baro’.
Mestinya kalau sudah berani dengan tegas mengatakan, siapapun telah Kafir bila meyakini adanya perubahan dalam Al Qur’an, harusnya juga berani secara tegas menyatakan bahwa Syi’ah telah Kafir.
Karena selain meyakini Al Qur’an sudah ada perubahan, orang-orang Syi’ah juga meyakini ada yang ma’sum selain Nabi Saw, yakni para imam-imam mereka. Namun, ustadz Mudzakkir justru mengatakan tidak bisa mengkafirkan Syi’ah dengan berbagai alasan