Larangan Mencintai Pelaku Bid’ah dan Larangan Berbaur dengan Mereka

Diriwayatkan dari Aisyah r.a., ia berkata, "Rasulullah saw. membacakan ayat ini (artinya), "Dia-lah yang menurunkan al-Kitab (Al-Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al-Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Rabb kami.' Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal." (Ali Imran: 7). Aisyah r.a. berkata, "Rasulullah saw. bersabda, 'Jika engkau melihat orang-orang yang mengikuti ayat-ayat mutasyabihaat, maka merekalah yang telah ditandai oleh Allah. Jauhilah mereka'!" (HR Bukhari [4547]). 

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar r.a., ia berkata, "Rasulullah saw. bersabda, 'Kaum Qadariyyah (orang-orang yang mengingkari takdir dan mengatakan bahwa seluruh perkara terjadi dengan spontan (tanpa diketahui oleh Allah) adalah Majusinya ummat ini. Janganlah menjenguk bilamana mereka sakit dan janganlah hadiri jenazahnya bilamana mereka mati'." (Hasan, lihat Shahiih al-Jaami' ash-Shagiir wa Ziyaadatuhu

[4442]).

Kandungan Bab:

Peringatan dari bahaya berbaur dengan Ahlul Bida' wal Ahwaa' dan bahaya mencintai mereka. Mereka itu ibarat penyakit kusta, orang yang berbaur dengan mereka tidak akan selamat dari bintik hitam yang akan mengurangi keimanannya atau melenyapkannya sama sekali. Senjata mereka adalah syubhat. Syubhat ini sangat cepat menyambar, sementara hati manusia teramat lemah untuk menangkal.

Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar'iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi'i, 2006), hlm. 136-138.