Islampos.com – WAKIL Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh yang juga SekJen Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tengku H. Faisal Ali melakukan pertemuan dengan Sekjen Forum Ruju’ ilal Haq (FRIH) di Banda Aceh guna membahas persoalan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII).
Tengku Faisal mengungkapkan ada upaya dari LDII untuk mendekati tokoh Agama demi mendapatkan sertifikat tidak sesat dari MPU maupun MUI. Namun upaya LDII itu selalu ditolak oleh ulama Aceh itu.
“Mereka selalu berusaha menemui saya. Mereka datang ke kantor PWNU gak saya terima. Mereka datang ke pesantren gak saya terima. Mereka datang ke MPU gak saya terima. Mereka minta foto bersama, biasanya nantinya itu dimuat di majalah dan pemberitaannya beda dengan acaranya,” papar Tengku, Jum’at lalu.
Menanggapi gencarnya pihak LDII mendekati tokoh Agama dan Masyarakat, sampai ada ulama yang dibawa ke pondok LDII di jawa timur. Hingga ketika balik ke Aceh pandangan sang ulama menjadi berbeda terhadap LDII.
“Mereka menjadi membela LDII, ketemu saya, saya hajar lah (debat argumentasi),” sambungnya.
Sementara itu Sekjen FRIH, Adam Amrullah, menjelaskan bukti kedustaan paradigma baru LDII seperti transkrip nasehat Ketua Umum DPP LDII Abdullah Syam tahun 2011 yang sangat gamblang menjelaskan bahwa LDII adalah Islam Jamaah, sebuah sekte yang mengkafirkan Umat Islam selainnya.
“LDII adalah Islam Jamaah, negara dalam negar. Mereka terus mendakwahkan paham buatan Nurhasan Alkadzdzab yang sudah dilarang Jaksa Agung dan difatwa sesat oleh MUI ini,” ujarnya.
“LDII bersumpah palsu bahwa sudah tobat dari ajaran Nurhasan, namun bukti valid ini membongkar segala kepalsuan mereka,” lanjut adam.
Adam menambahkan para Ulama yang dibawa ke pondok LDII biasanya dibawa ke Perpustakaan LDII. Hal itu ditempuh guna menyajikan kitab-kitab LDII. Namung sayangnya, kata Adam, upaya itu hanya upaya untuk menutupi ajaran LDII sebenarnya.
“Karena kitab-kitab yang ada di perpustakaan itu mayoritas tidak pernah diajarkan di LDII. Kitab-kitab itu hanya untuk menjebak Ulama, agar percaya bahwa LDII menggunakan kitab-kitab yang sama,” papar Adam.
Adam menegaskan, “LDII hanya dan masih terus mengajarkan Quran dan Kutubusittah dalam pemahaman yang diajarkan oleh Nurhasan.”