Jawaban:
Masalah adzab kubur ini kuat posisinya karena dijelaskan dalam hadits yang sharih, ayat-ayat Al-Qur'an dan kesepakatan kaum Muslimin.
Dalam hadits yang sharih, Nabi Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, "Mohonlah perlindungan kepada Allah dari adzab kubur, mohonlah perlindungan kepada Allah dari adzab kubur dan mohonlah perlindungan kepada Allah dari adzab kubur." (Muslim)Ditakhrij oleh Muslim dalam kitab Al-Jannah, bab "Ardhu Mu'qid Al-Mayyit min Al-Jannah",[2867].
Menurut kesepakatan kaum Muslimin, setiap orang Islam di dalam shalatnya membaca doa, "A'udzu billahi min 'adzaabi jahanam wa min 'adzaabi al-qabr," (Aku berlindung kepada Allah dari adzab neraka Jahanam dan dari adzab kubur), hingga orang awam yang bukan ahli ijma' dan bukan dari kalangan ulama pun juga membacanya.
Sedangkan ayat-ayat al-Qur'an yang menjelaskan masalah ini sangat banyak, misalnya firman Allah kepada keluarga Fir'aun, "Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat), 'Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras'."(Ghaafir:46)
Tidak diragukan lagi bahwa api neraka ditunjukkan kepada merka tidak sekedar supaya mereka menontonnya, tetapi untuk menunjukkan bahwa mereka akan mendapatkan adzabnya. Allah Swt berfirman, "Alangkah dasyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), 'Keluarkanlah nyawamu'. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya."(Al-An'aam:93).
Huruf alif dan lam pada kata Al-yaum ini berfungsi untuk menunjukkan masa yang akan datang, yaitu hari kematian mereka. Kemudian Allah Swt berfirman, "Kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya."(Al-An'aam: 93)
Jadi adanya adzab kubur ini ditegaskan oleh hadits yang sharih, Al-Qur'an, dan ijma' kaum Muslimin. Ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan masalah ini hamper seperti ayat yang sharih, karena kedua ayat yang kami sebutkan itu hampir menjelaskan secara sharih masalah ini.
Sumber: Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin, Fatawa arkaanil Islam atau Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, terj. Munirul Abidin, M.Ag. (Darul Falah 1426 H.), hlm. 110-112