Islampos.com – MEDIA pemerintah Suriah hari Selasa ini (19/3/2013) menuduh pejuang oposisi telah menembakkan roket berbahan kimia di kota Khanal-Assal, namun seorang komandan Tentara Pembebasan Suriah membantah keras laporan media pemerintah tersebut dengan menuduh balik bahwa pasukan rezim lah yang menembakkan roket kimia itu.
“Kami mendengar laporan dari awal pagi ini tentang serangan rezim di Khan al-Assal, dan kami meyakini bahwa mereka menembakkan Scud berbahan kimia. Lalu tiba-tiba kami yang dituduh oleh rezim melakukan itu semua,” kata Qassim Saadeddine, Komandan senior Tentara Pembebasan Suriah dan juru bicara untuk Dewan Tinggi Militer di Aleppo. “Para pejuang tidak berada di balik serangan ini.”
Selasa pagi, pejuang oposisi Suriah dituduh oleh kantor berita pemerintah menggunakan senjata kimia dalam serangan di provinsi utara Aleppo Khan al-Asal yang menewaskan sedikitnya 15 orang.
“Teroris menembakkan roket yang mengandung bahan-bahan kimia pada kota Khan al-Assal di provinsi Aleppo, dan informasi awal menunjukkan 15 orang tewas, kebanyakan warga sipil,” kata kantor berita negara SANA dan televisi negara Suriah.
Tuduhan tersebut adalah klaim pertama yang disampaikn oleh rezim Presiden Bashar al-Assad terhadap pasukan pejuang oposisi, meskipun masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa rezim Assad lah yang menimbun senjata kimia.
Ada juga kekhawatiran bahwa senjata bisa jatuh ke tangan jihadis, di mana Amerika Serikat dan Israel sangat prihatin tentang nasib senjata-sejata itu jika rezim kehilangan kontrol atas mereka.
Stok senjata kimia Suriah, berasal dari tahun 1970-an, menjadi stok senjata kimia terbesar di Timur Tengah, namun ruang lingkup yang tepat dari senjata tersebut masih belum jelas, dan rezim belum mengakui memiliki senjata itu.
Negara ini memiliki ratusan ton bahan kimia berbagai model termasuk sarin dan gas saraf VX, serta gas mustard, yang tersebar di puluhan manufaktur dan situs penyimpanan, menurut para pakar.