Ayat 8, yaitu firman Allah ta’ala,
“Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.” (ar-Ra’d: 8)
Sebab Turunnya Ayat
Ath-Thabrani dan lain-lain meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Arbad bin Qais dan Amir ibnuth-Thufail datang ke Madinah menemui Rasulullh, lalu Amir berkata, “Hai Muhammad, apa yang kamu berikan kepadaku kalau aku masuk Islam?” Beliau menjawab, “Kamu mendapat hak seperti hak yang dimiliki kaum muslimin dan kamu juga memikil kewajiban seperti mereka.” Ia berkata lagi, “Apakah kamu akan menyerahkan kepemimpinan kepadaku setelah kamu wafat?” Beliau menjawab, “Hal itu bukan menjadi hakmu maupun hak kaummu.”
Akhirnya kedua orang itu pergi. Kemudian Amir berkata kepada Arbad, “Aku akan menarik perhatian Muhammad dengan perbincangan, lalu tikamlah dia dengan pedang.” Mereka lalu kembali. Amir berkata, “Hai Muhammad, kemarilah! Ayo kita bicara!” Beliau bangkit lalu berbicara dengannya, sementara Arbad mulai menghunus pedangnya. Tapi baru saja ia meletakkan tangannya di gagang pedang, Rasulullah menoleh sehingga beliau melihatnya. Kemudian beliau meninggalkan mereka berdua.
Akhirnya keduanya pergi hingga ketika mereka sedang berada di ar-Raqm, Allah mengirimkan petir yang menewaskan Arbad. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, “Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan…” hingga firman-Nya, “…dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.” (ar-Ra’d: 13) (252)
Ayat 13, yaitu firman Allah ta’ala,
“Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.” (ar-Ra’d: 13)
Sebab Turunnya Ayat
An-Nasa’i dan al-Bazzar meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah mengutus salah seorang sahabatnya kepada salah satu pemuka jahiliah untuk menyerunya masuk Islam. Orang yang didakwahi tersebut merespons, “Tuhanmu, yang kamu seru aku untuk menyembahnya, terbuat dari apa? Apakah dari besi, tembaga, perak atau emas?” Sahabat yang diutus tersebut lalu kembali kepada Rasulullah dan memberi tahu beliau. Orang tersebut tetap memberi respons yang sama pada seruan kedua dan ketiga sehingga akhirnya Allah mengirim petis yang menghanguskan tubuhnya dan turunlah ayat ini. “…dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki,…”” hingga akhir ayat. (253)
Ayat 31, yaitu firman Allah ta’ala,
“Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al Quraan itulah dia) . Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.” (ar-Ra’d: 31)
Sebab Turunnya Ayat
Ath-Thabrani dan lain-lain meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, “”Mereka berkata kepada Nabi saw., “‘Kalau benar yang kamu katakan, tolong kamu perlihatkan kepada kami para leluhur kami yang telah mati agar kami bicara dengan mereka, juga ratakan gunung-gunung Mekah ini yang mengurung kita!’ Maka turunlah ayat, “”Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan,…'” (254)
Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari ‘Athiyyah al-‘Aufi, katanya, “Mereka mengatakan kepada Nabi saw., ‘Dapatkah kamu menggerakkan gunung-gunung Mekah hingga melebar dan kami dapat bercocok tanam di sana, atau mengelilingi bumi seperti Sulaiman yang mengelilingi bumi dengan menunggangi angin atau menghidupkan orang-orang mati seperti Isa yang menghidupkan orang mati untuk kaumnya?’ Maka Allah menurunkan ayat, “”Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan,…'” (255)
Ayat 38, yaitu firman Allah ta’ala,
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mu’jizat) melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu).” (ar-Ra’d: 38)
Sebab Turunnya Ayat
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Mujahid bahwa orang-orang Quraisy berkata ketika turun ayat, “Tidak ada hak bagi seorang rasul mendatangkan sesuatu bukti (mukjizat) melainkan dengan izin Allah.” “Hai Muhammad, kami lihat kamu tidak berdaya sama sekali.” Habislah harapan!” Maka Allah menurunkan firman-Nya ayat 39, “…Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki.” (256)
251. Al-Qurthubi menulis (5/3613), “Ia surah Makkiyyah menurut pendapat al-Hasan, ‘Ikrimah, ‘Atha’, dan Jabir; dan surah Madaniyyah menurut pendapat al-Kalbi dan Muqatil. Ibnu Abbas dan Qatadah berpendapat, ‘Ia surah Madaniyyah, kecuali dua ayat yang turun di Mekah, yaitu firman Allah ta’ala, [ar-Ra’d: 31] hingga akhir kedua ayat.'” Ibnu Katsir mengatakan (2/653), “Ia surah Makkiyyah.”
252. Dhaif, diriwayatkan oleh ath-Thabrani (9/61) dalam al-Mu’jamul Ausath. Ibnu Katsir (2/662) secara ringkas menyebutkan sebab ini dalam ayat berikutnya, dan ia menyebutkan Arbad bin Rabi’ah, bukan bin Qais. Demikian pula disebutkan oleh al-Wahidi pada halaman 227 dalam Asbabun Nuzul. Kemudian ia menulis, “Adapun Arbad tewas setelah Allah mengirimkan mendung yang mengeluarkan petir dan menghanguskan tubuhnya. Sedangkan ‘Amir ditimpa penyakit thaa’un hingga akhirnya mati.””
253. Hasan, diriwayatkan oleh an-Nasa’i (279) dalam at-Tafsiir, al-Bazzar (2221) dalam Kasyful Astaar, dan Ibnu Jarir (13/84) dalam tafsirnya.
Al-Qurthubi (5/3631) menyebutkan sebab lain. Tulisnya, “Al-Mawardi menyebutkan dari Ibnu Abbas, Ali bin Abi Thalib, dan Mujahid bahwa ayat ini turun tentang seorang Yahudi yang berkata kepada Nabi saw., ‘Beritahukan kepadaku, dari apa Tuhanmu? Apakah dari permata atau dari berlian?’ Maka menyambarlah petir yang menghanguskan badannya. Ada yang mengatakan bahwa ayat ini turun tentang sebagian kaum kafir Arab.”
Ibnu Katsir (2/662) menyebutkan sebab turunnya ayat ini adalah kisah Arbad dan ‘Amir yang disebutkan sebelumnya. Dan di sampng sebab ini juga menyebutkan sebab-sebab yang disebutkan di atas oleh as-Suyuthi dan al-Qurthubi.
254. Dhaif, diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabiir (12/109).
255. Dhaif. Al-Haitsami (7/85) dalam Majma’uz Zawaa’id, dan dinisbatkannya kepada Abu Ya’la. Dalam sanad hadits ini terdapat Abdul Jabbar al-Aili dan Abdullah bin ‘Atha’ bin Ibrahim, dan keduanya lemah.
Al-Qurthubi menambahkan (5/3655) bahwa orang-orang kafir mengatakan, “Kamu tidaklah lebih rendah di sisi Tuhanmu ketimbang Dawud ketika dia menundukkan baginya gunung-gunung sehingga mereka berjalan bersamanya. Tundukkanlah angin buat kami, seperti halnya Sulaiman yang menundukkan angin.”
256. As-Suyuthi menyebutkan khabar ini dalam ad-Durrul Mantsuur (4/74). Ibnu Katsir menyebutkannya dalam tafsirnya (2/680) dan menisbatkannya kepada Ibnu Jarir.
Sumber: Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie (Gema Insani), hlm. 317 – 321.