
muslimdaily.net – Lama dirampas hak mereka untuk ambil bagian dalam acara di tv sambil mengenakan cadar, sebuah saluran TV baru di Mesir telah memberikan kesempatan kepada wanita bercadar untuk tampil di hadapan publik.
Abeer Shahin, pengelola saluran tv itu, mengatakan bahwa wanita bisa berkembang untuk kemajuan masyarakat. Demikian ungkapnya kepada Reuters sebagaimana dilansir onislam.net, Senin 23 Juli.
“Tidak, dia bisa menjadi dokter, seorang profesor, dan insinyur.”
Lulus dari Universitas Amerika bergengsi di Kairo, Shahin telah bermimpi menjadi penyiar TV. Tapi harapannya tidak pernah terwujud karena dia memakai cadar. Namun sekarang, mimpinya menjadi kenyataan setelah sebuah saluran TV secara eksklusif dikelola oleh wanita berkerudung mengudara pada awal Ramadhan pekan ini.
“Saya diberitahu bahwa mereka (penyiar TV memakai niqab) tidak akan dapat bekerja karena bahasa tubuhnya,” Shahin, mengenakan jubah hitam longgar dan cadar hitam, mengatakan.
“Yah, setidaknya nada suara saya dapat menyampaikan emosi dan reaksi.”
Diluncurkan pada hari pertama Ramadhan pada tanggal 20 Juli Maria TV secara eksklusif dikelola oleh muslimah yang memakai niqab. Bertempat di sebuah apartemen kecil di distrik Abassiya, saluran itu dinamai Maria TV, mengambil nama salah satu istri nabi keturunan koptik Mesir.
Tiga wanita berjilbab tengah menunggu awal pekan untuk mengirimkan aplikasi pekerjaan mereka, sementara yang lainnya menerima pelatihan televisi menjelang peluncuran.
Maria TV siaran selama enam jam sehari melalui saluran al-Ummah, sebuah stasiun TV agama yang dijalankan oleh kelompok Salafi di Mesir, yang telah muncul sebagai kekuatan politik yang kuat sejak penggulingan presiden Hosni Mubarak di revolusi rakyat tahun lalu.
Meskipun Mesir adalah masyarakat yang sangat konservatif dan mayoritas Muslim, para pemakai cadar ternyata masih banyak menerima diskriminasi di pasar kerja, pendidikan, dan tempat lain.
*Keterangan gambar: suasana ruang studio Maria TV