TEMPO.CO , Damaskus: Pasukan milisi yang loyal pada Presiden Suriah Bashar al-Assad kemarin menembak mati tiga keluarga yang terdiri atas 20 orang di Kota Homs. “Shabbiha (hantu dalam bahasa Arab) atau pasukan milisi Assad menyerbu tiga rumah milik keluarga Ghantawi, Tirkawi, dan Al-Zamel. Mereka menewaskan ayah, ibu, serta anak-anak,” kata Rami Abdelrahman, ketua lembaga Observatori Hak Asasi Manusia Suriah di London.
Shabbiha merupakan pasukan elite yang terdiri atas etnis Alawiyah, etnis penguasa di Suriah saat ini. Pada 27 Januari lalu, milisi ini membantai 14 anggota keluarga Sunni di Kota Homs. Delapan di antaranya anak-anak berumur delapan bulan hingga sembilan tahun. “Ini bukan pembunuhan etnis. Mereka melakukan apa pun untuk mencegah jatuhnya rezim Assad,” ujar Abdelrahman.
Serangan ini menambah jumlah korban tewas menjadi sedikitnya 67 orang di kota tersebut. Ini merupakan serangan terburuk dalam 11 bulan terakhir. Sejak dinihari kemarin, pasukan pemerintah membombardir kawasan penduduk muslim Sunni, seperti Bab Amro, Al-Bayada, Al-Khalidiya, dan Wadi al-Arab. “Setelah listrik kembali normal, kami bisa menghubungi warga di kawasan tersebut. Kami menghitung ada 47 korban tewas sejak tengah malam,” ucap aktivis Mohammad Hassan.
Padahal, sehari sebelumnya, Assad telah berjanji kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akan mematuhi resolusi awal Liga Arab, yakni akan membuka pintu dialog dengan demonstran prodemokrasi, membebaskan tahanan politik, serta menarik pasukan dari kawasan konflik.
Dalam pertemuan dengan Assad di Damaskus pada Selasa lalu, Lavrov mengungkapkan, Assad meminta Wakil Presiden Farouk al-Sharaa untuk berdialog dengan demonstran. Namun ia menolak resolusi terbaru Liga Arab yang didukung Dewan Keamanan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memaksa Assad mundur. “Jangan memaksa. Biarkan pihak oposisi dan pemerintahan Assad bertemu dan menemukan solusi,” tutur Lavrov di Moskow kemarin.
Menteri Luar Negeri Australia Kevin Rudd dalam kesempatan terpisah di Canberra memanggil diplomat senior Suriah, Jawdat Ali. Kepada Ali, Rudd mendesak Assad agar segera mundur. “Pesan kami kepada pemerintah Suriah jelas, Assad harus mencari jalan keluar terbaik sebelum semakin banyak nyawa melayang,” Rudd menegaskan. (fayyadh)