Akibat islamofobia, segala sesuatu yang dilakukan oleh ummat Islam menjadi bernilai negatif di mata mereka, termasuk aktifitas para muallaf di masjid pun dianggap membahayakan. Menurut klaim dari penelitian yang dilakukan oleh kantor investigasi kriminal di Jerman, para muallaf yang baru masuk Islam sangat membahayakan keamanan negara.
Berdasarkan klaim dari penelitian mereka, sekitar 36 orang muallaf yang umur mereka berkisar antara 24 sampai 42 tahun, banyak diantara mereka yang sedang melakukan persiapan untuk melakukan tindakan "teroris", sebagaimana disebutkan oleh surat kabar Fox.
Para muallaf biasanya bertemu di masjid Al-Quds yang terletak di kota Hamburg. Di masjid tersebut diklaim para muallaf merencanakan sesuatu.
Kebanyakan para muallaf tinggal di selatan kota Ulm, Jerman, sedangkan sisanya berada di negara bagian Baden-Wuerttemberg, Bremen, dan negara bagian Nordrhein – Westfalen.
Islamofobia di Jerman
Islamofobia masyarakat Jerman sangat tampak sekali. Terbukti, beberapa waktu lalu 5000 orang ekstrimis dari sayap kanan melakukan aksi unjuk rasa. Aksi unjuk rasa itu menolak "Islamisasi masyarakat Jerman".
Bahkan, islamofobia itu sudah mencapati titik pembunuhan. Dalam ruang persidangan, seorang wanita Muslimah asal Mesir, Marwah (31 tahun), meninggal akibat terkena 18 tusukan pisau. Marwah dibunuh oleh seorang ekstrimis Jerman. Ia dibunuh di depan anaknya yang masih berusia tiga tahun. Tak hanya itu, suaminya juga mendapatkan luka kritis akibat ulah ekstrimis Jerman itu.
Sebelum itu, Marwah yang selalu mengenakan jilbab dalam kehidupan sehari-harinya mengadukan ekstrimis Jerman tersebut ke pengadilan akibat penghinaan yang dilakukannya terhadap Marwah. Marwah dan keluarganya dituduh sebagai "teroris" tanpa ada bukti yang jelas. (Ism/Fani)