Beberapa sumber berita di Spanyol, Selasa (20/4), menyatakan bahwa kelima gadis muslimah yang sekolah di Camilo Jose Cela sudah kembali masuk kelas setelah sebelumnya mereka mengadakan aksi mogok tidak masuk kelas selama satu pekan. Aksi itu sebagai bentuk protes atas temannya yang diusir hanya karena memakai cadar. Menariknya, kelima gadis yang awalnya tidak memakai jilbab, kini ia masuk kelas dengan mengenakannya. Sepekan yang lalu, sekolah Camilo Jose Cela mengusir seorang gadis muslimah asal Maroko, Najwa (16 tahun), hanya karena ia memakai cadar. Pengusiran itu pun menuai protes dari teman-temannya Najwa, dan juga orang tuanya. Sebagaimana dijelaskan oleh teman Najwa, Fathimah (14 tahun) kepada harian el-Mundo.
Menurut Fathimah, orang tua Najwa selalu memberi dorongan kepadanya untuk melakukan aksi protes, namun ia tidak memaksanya. Orang tua Najwa menjelaskan, "Setiap orang mempunyai hak dalam berpakaian, dan tidak ada undang-undang yang membatasi dalam berpakaian."
Tidak hanya dari Fathimah, teman Najwa yang lain pun ikut memberikan solidaritasnya kepada Najwa. Salah satu temannya mengatakan, "Kita melakukan aksi protes ini untuk meyakinkan kepada Najwa, bahwa ia tidak sendirian."
Para orang tua dari teman-teman Najwa yang melakukan aksi protes mogok tidak masuk kelas juga ikut memberi dorongan. Mereka menyatakan, apa yang dilakukan itu karena mereka adalah muslimah yang diharuskan mempertahankan ajaran agamanya.
Mendapat dukungan dari teman-temannya, Najwa tidak akan pernah melepas cadarnya di sekolah. Meskipun kepala sekolahnya menempel peraturan di papan pengumuman, bahwa setiap siswi tidak boleh menggunakan penutup rambut, apapun bentuknya.
Di pihak lain, menteri sosial Spanyol tidak pernah mempersoalkan seorang siswi yang ingin mengenakan jilbab atau cadar. Pada Juli tahun lalu, menteri sosial Spanyol itu mengatakan, "Itu adalah perkara yang sudah diatur."(ism/Fani)