Diriwayatkan Mu’adz bin Jabal r.a, bahwasanya ketika ia diutus ke Yaman, Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah hidup mewah, sesungguhnya hamba-hamba ALlah bukanlah orang-orang yang hidup mewah,” (Shahih, HR Ahmad [V/243]).
Diriwayatkan dari Anas r.a, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Didatangkan penduduk neraka yang paling megah hidupnya di dunia. Lalu ia dicelupkan ke dalam neraka sekali celup. Kemudian dikatakan, ‘Wahai anak Adam, pernahkan engkau melihat suatu kebaikan?’ Maka ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah wahai Rabb-ku.’ Dan didatangkan penduduk surga yang paling sengsara hidupnya di dunia lalu dicelupkan sekali celup ke dalam surga. Lalu dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kesusahan? Apakah engkau pernah merasakan kesengsaraan?’ Dia menjawab, ‘Tidak demi Allah, aku tidak pernah merasakan kesusahan dan tidak pula kesengsaraan’,” (HR Muslim [2807]).
Kandungan Bab:
- Kenikmatan dunia dan kesengsaraannya akan sirna dan fana. Oleh karena itu, ucapan yang paling bagus yang diucapkan orang Arab adalah syair yang digubah oleh Labid, “Ketahuilah, bahwasanya segala sesuatu selain Allah adalah bathil.”
- Celaan tenggelam ke dalam kemewahan dan kemegahan. sesungguhnya seorang mukmin itu selalu bersahaja karena nikmat itu tidaklah abadi. Oleh karena itu, telah dinukil secara shahih dari Umar, dia berkata, “Hindarilah bermegah-megahan dan model orang-orang ajam. Hendaklah kalian berpanas terik. Karena itulah kamar mandinya orang-orang Arab. Hendaklah kalian bersahaja, sederhana dan apa adanya.”
Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 3/393-395.