Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi saw. beliau bersabda, “Seorang mukmin tidak akan terkena sengatan dua kali dalam satu lubang,” (HR Bukhari [6133] dan Muslim [2998]).
Kandungan Bab:
- Peringatan agar tidak lalai dan senantiasa menggunakan kecerdasan. Sebab seorang mukmin jika tergelincir di satu tempat maka ia tidak akan melintas di tempat itu lagi. Oleh karena itu, Muawiyah r.a. berkata, “Tiada seorang bijak kecuali setelah mendapatkan pengalaman,” (HR Bukhari [10/529]).
Maksudnya ialah bahwa pengalaman dapat menguak permasalahan yang samar sehingga merubah pemiliknya menjadi seorang yang bijaksana serta mengingatkan apa yang akan terjadi. Dengan demikian ia tidak akan melakukan suatu urusan kecuali dengan cara yang baik. Allahu a’lam.
- Seorang mukmin tidak akan percaya terhadap musuhnya dan berjaga-jaga terhadap teman sendiri. Oleh karena itu Umar bin Khattab berkata, “Jangan kamu pernah merasa aman terhadap musuhmu dan jangan kamu mengambil terman kecuali yang dapat dipercaya. Seorang yang dipercaya adalah seorang yang takut kepada ALlah,” (Lihat Syarhus Sunnah [XIII/88]).
Seorang pemuka dari kalangan Tabi’in yang bernama Muthrif berkata, “Berhati-hati terhadap orang lain dengna cara mencurigainya,” (Lihat Fathul Baari [x/531]).
Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 3/324-327.