Revolusi Akhlak

Zero

Revolusi akhlak adalah upaya sistematis dan cepat untuk mengubah perilaku yang buruk menjadi baik. Dalam kenyataan sehari-hari, kita menemukan banyak pihak yang menunjukkan akhlak yang buruk. Entah itu terkait dengan hubungannya dengan Sang Khaliq Allah, seperti meninggalkan kewajibannya sebagai hamba Allah bahkan melanggar Allah dengan kemusyrikan, memakan riba, meminum minuman keras, menenggak narkoba dan pelanggaran-pelanggaran lainnya.

Dalam hubungan antar sesama manusia banyak kezaliman, seperti mengambil hak-hak orang lain, korupsi, menipu, berbohong, ingkar janji, suka berantem sampai membunuh. Naudzu billah min dzalik. Sementara, dalam perilaku hubungan dengan diri sendiri senang merusak diri dengan berzina, bertato, merokok sampai bunuh diri. Kalau kita teliti lebih dalam, apa yang menyebabkan manusia berakhlak buruk? Paling tidak ada tiga sebab. Pertama, lalai terhadap tuhannya, Allah. Kedua, cinta dunia, matrealistis, sehingga menghalalkan segala cara. Ketiga, lupa akan akhirat bahwa dia akan diminta pertanggungjawaban atas segala perilakunya di dunia.

Dalam analisa kalangan barat, akhlak seseorang bisa dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu:

Pertama, budaya yang melingkupinya.

Kedua, pengaruh keinginannya yang ingin selalu memuaskan nafsunya karena kelezatan dan asas manfaat itu menjadi dambaannya.

Ketiga, karena perasaannya.

Keempat, mengikuti pikirannya.

Dalam tatanan kehidupan di barat maupun di timur, yang dibangun atas dasar materialisme dan melahirkan kapitalisme serta komunisme-sosialisme menghasilkan akhlak yang buruk, yaitu oportunisme, pragmatisme, marxisme, dan ekstensialisme yang berujung pada kepuasan duniawi tanpa batas.

Berbeda dengan umat Islam yang mempunyai panduan akhlak bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah serta contoh manusia agung Nabi Muhammad. Seorang muslim akan memiliki budi yang luhur, etika yang indah, dan moral yang bertanggung jawab. Sayangnya umat Islam di Indonesia, entah yang sedang memegang tampuk kepemimpinan dan jabatan maupun rakyat biasa masih banyak yang tercemar dengan akhlak yang buruk. Karena itu, diperlukan kesadaran untuk berubah dengan menetapi nilai-nilai kemuliaan yang digariskan oleh Islam, agama yang universal, sebagai rahmatan lil ‘alamin.

Dengan melakukan revolusi akhlak secara totalitas, atas dasar kesadaran individu, keluarga, masyarakat, dan bangsa, baik melalui pendidikan ataupun kehidupan sosial berdasarkan norma-norma kebenaran Islam sebagai agama samawi berdasar- kan wahyu sebagai kebenaran mutlak dengan penuh keyakinan, kita bisa berubah menjadi bangsa yang maju dan besar di mata dunia dengan prestasi sebagai bangsa yang berbudaya dan berakhlak mulia dalam semua aspek kehidupan.

Harapan besar yang dirindu, peradaban Islam yang gemilang akan muncul dari Indonesia.

Wallahul Musta’an.

Sumber: From Zero to Hero, Farid Ahmad Okbah, Aqwam, Hal 174-176.