Rahbaniyah pada Orang-Orang Nasrani

Pengantar

Ibnu Abbas di dalam hadis yang mauquf padanya menyampaikan kepada kita tentang sebab-sebab munculnya rahbaniyah(yang dimaksud dengan rahbaniyah adalah tidak beristri atau tidak bersuami dan mengurung diri dalam biara, pent.) pada orang-orang Nasrani. Bagaimana para pendeta generasi pertama keluar dari rumah-rumah mereka ke tanah-tanah kosong yang sepi dan puncak-puncak gunung demi menjaga agama mereka di mana kaum mereka hendak mengeluarkan mereka darinya.

 

Sesudah mereka mendatangi suatu kaum yang tidak mengetahui asal muasal rahbaniyah, mereka mengira bahwa rahbaniyah itu merupakan agama yang Allah syariatkan kepada mereka. Maka orang-orang yang datang belakangan meniru orang-orang sebelum mereka tanpa mengetahui sebab-sebab yang menyeret mereka kepada rahbaniyah. Mereka berlari dari kaumnya karena takut kepada kesyirikan dan kekufuran. Padahal, banyak para pendeta setelah mereka menjadi pendeta, sementara mereka berada di atas kekufuran dan kesyirikan mereka. Hanya saja, sebagian pendeta masih berada di kuil-kuil dan wihara-wihara dengan memegang manhaj generasi pertama mereka sampai sebagian dari mereka beriman kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Mereka menunggu diutusnya beliau berdasarkan ilmu mereka tentang beritanya dalam Taurat dan Injil.

Teks Hadis

Nasa’i meriwayatkan dalam Sunan-nya dari Ibnu Abbas dengan sanad shahih secara mauquf berkata, “Para raja setelah Isa bin Maryam, para raja mengganti Taurat dan Injil. Di kalangan mereka terdapat orang-orang mukmin yang membaca Taurat. Dikatakan kepada raja mereka, “Kami tidak mendapatkan celaan yang lebih keras daripada celaan mereka kepada kami. Mereka membaca, “Dan barang siapa tidak berhukum keapda apa yang Allah turukan, maka mereka adalah orang-orang kafir.” Dan ayat-ayat sepertinya. Di samping mereka mencela kita pada perbuatan kita, mereka juga membacanya. Maka panggilah mereka, perintahkan kepada mereka agar membaca sebagaimana kita membaca, agar beriman sebagaimana kita beriman. Maka dia memanggil mereka, mengumpulkan mereka dan menawarkan pembunuhan kepada mereka jika mereka tidak meninggalkan membaca Taurat dan Injil, kecuali apa yang mereka ganti.

Mereka menjawab, ‘Apa yang kalian inginkan dari itu?’ ‘Biarkan kami.’ Sekelompok dari mereka berkata, ‘Bangunkan bagi kami, kemudian angkatlah kami ke sana. Berilah kami sesuatu yang dengannya kami mengangkat makanan dan minuman kami dan kami tidak mendatangi kalian.’ Kelompok lain berkata, ‘Biarkanlah kami pergi bebas di muka bumi. Kami mengembara dan minum seperti binatang liar. Jika kalian menangkap kami di bumi kalian, maka bunuhlah kami.’ Kelompok lain berkata, ‘Bangunkanlah untuk kami rumah-rumah di tanah yang terpencil. Kami menggali sumur, menanam sayuran dan kami tidak mendatangi kalian, juga tidak melewati kalian.’ Dan tidak ada satupun kabilah pun kecuali ia mempunyai teman pada mereka.'”

Ibnu Abbas berkata, “Maka mereka melakukan hal itu. Lalu Allah menurunkan, “Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah, padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya.” (Al-Hadid: 27).

Yang lain berkata, “Kita beribadah seperti fulan beribadah. Kita menggembara seperfi fulan menggembara. Kita berdiam di rumah-rumah ibadah seperti yang dilakukan oleh fulan.” Dan mereka berada di atas kesyirikan mereka tanpa mengetahui iman orang-orang yang meneladaninya.

Ketika Allah mengutus Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang tersisa dari mereka hanya sedikit. Seorang laki-laki turun dari biaranya. Pengembara pulang dari pengembaraannya, dan penghuni kuil keluar dari kuilnya. Mereka beriman kepada beliau dan membenarkannya. Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman (kepada Para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hadid: 28). Dua pahala karena mereka beriman kepada Isa, Taurat, dan Injil, dan mereka beriman kepada Muhammad dan membenarkannya. Firman Allah, “Dan menjadikan untukmu cahaya yang dengannya kamu dapat berjalan.” (Al-Hadid: 28). Dan mereka mengikuti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam . Firman Allah, “Supaya ahlu kitab mengetahui