Perangkap Yang Licik

Jarng Lb Lb

Dari Wahab bin Munabbih, bahwa ada seorang ahli ibadah di kalangan Bani Israel. Dia adalah orang yang paling tekun beribadah pada zamannya. Pada saat itu ada tiga orang laki-laki bersaudara yang memiliki satu saudara lagi seorang gadis. Ketika mereka hendak pergi untuk ikut dalam pengiriman satuan pasukan, mereka tidak tahu siapa yang akan menjaga dan melindungi saudari mereka, dan kepada siapa dia akan dititipkan. Maka mereka sepakat untuk menitipkan saudari mereka kepada laki-laki ahli ibadah di kalangan Bani Israel. Dengan penuh keyakinan mereka mendatangi ahli ibadah itu dan memintanya untuk sudi dititipi saudari mereka, yang berarti saudari mereka itu harus menetap di tempat ahli ibadah dan dalam lindungannya hingga mereka kembali dari peperangan. Namun ahli ibadah menolak permintaan mereka untuk dititipi saudari mereka dan dia berlindung kepada Allah dan keberadaan saudari mereka di sisinya. Mereka terus mendesak ahli ibadah itu hingga akhirnya dia berkenan. Ahli ibadah itu berkata, “Suruhlah dia menginap di sebuah bilik di lantai bawah biaraku.”
Maka mereka menempatkan saudarinya di bilik yang dimaksud, kemudian mereka meninggalkannya. Dengan begitu gadis tersebut berada di tempat ahli ibadah untuk sekian lama, yang selama itu pula ahli ibadah turun dan biaranya untuk memberikan makanan kepada sang gadis. Dia meletakkan makanan di dekat pintu biara, kemudian menutupnya kembali, lalu naik ke lantai atas dalam biaranya. Setelah itu sang gadis keluar dari biliknya untuk mengambil makanan yang sudah diletakkan ahli ibadah.
Setan cukup sabar menghadapi ahli ibadah itu dan senantiasa membuatnya senang melakukan kebaikan, sambil membesar-besarkan masalah jika gadis itu keluar pada siang hari dan menakut-nakutinya andaikan ada orang lain yang melihat keberadaan gadis itu di biaranya. Maka setan menambahi tipu muslihatnya dengan berkata, “Andaikan engkau mau berjalan ketika membawa makanannya, lalu engkau meletakkannya di depan biliknya, tentu pahalamu semakin bertambah besar.”
Setan terus-menerus membujuknya, hingga dia mau berjalan mendekati bilik gadis dan meletakkan makanannya di depan pintunya, tanpa berbicara sedikit pun. Hal ini terjadi hingga beberapa lama.
Kemudian Iblis mendatangi ahli ibadah dan menganjurkannya kepada suatu kebaikan, seraya berkata, “Andaikata engkau mau berjalan membawa makanannya dan meletakkannya di dalam biliknya, tentu pahalamu semakin besar.” Iblis senantiasa membujuk ahli ibadah, hingga dia mau berjalan membawa makanannya dan meletakkannya di dalam bilik sang gadis. Hal ini terjadi hingga beberapa lama. Iblis menyuruh ahli ibadah kepada kebaikan dan menganjurkannya, seraya berkata, “Andaikata engkau mau berbicara dan mengobrol dengannya, tentu engkau akan bisa menjaganya, karena dia bisa dimangsa binatang” Iblis senantiasa membujuknya, hingga ahli ibadah itu mau berbincang-bincang dengan sang gadis dari lantai atas biaranya hingga beberapa lama.
Setelah itu Iblis mendatangi ahli ibadah dan berkata membujuknya, “Andaikata engkau mau turun ke biliknya, duduk di depan pintu biaramu dan mengajaknya berbincang-bincang, sementara dia juga bisa berbincang- bincang denganmu, tentu hal itu lebih dia sukai. Iblis senantiasa membujuknya, hingga ahli ibadah mau duduk di depan pintu biaranya, dan keduanya berbincang-bincang. Sang gadis keluar dari biliknya dan duduk di depan pintu bilik. Hal ini terjadi hingga beberapa lama.
Iblis mendatangi ahli ibadah lagi dan memberinya anjuran tentang pahala yang akan diperolehnya di sisi Allah jika dia mau mengerjakannya. Iblis berkata, “Andaikan saja engkau mau keluar dari biaramu dan duduk lebih dekat lagi ke pintu bilik gadis itu serta berbincang-bincang dengannya, tanpa perlu keluar dari sana.” Ahli ibadah melakukan anjuran Iblis ini, dan hal ini berjalan hingga beberapa lama.
Kemudian Iblis mendatangi ahli ibadah dan berkata, “Andaikata engkau mau masuk ke dalam bilik gadis itu, berbincang-bincang dengannya dan tanpa diketahui seorang pun, maka hal ini tentu lebih baik bagimu.” Maka sehari penuh ahli ibadah menemani sang gadis di dalam biliknya. Ketika hari sudah senja, dia keluar dan naik ke lantai atas dari biaranya.
Iblis mendatangi ahli ibadah dan terus-menerus membujuknya, hingga dia berani memegang paha sang gadis dan memeluknya. Iblis terus memperdayai ahli ibadah, dengan membisikkan bahwa hal itu merupakan kebaikan, hingga akhirnya dia menyetubuhinya dan gadis itu pun hamil. Ketika tiba saatnya, gadis itu melahirkan seorang bayi. Iblis mendatangi ahli ibadah seraya berkata, “Apa pendapatmu jika saudara-saudaranya datang, sementara saudari mereka telah melahirkan seorang bayi akibat ulahmu? Apa yang hendak engkau lakukan? Tentu saja aku tidak berani menjamin dirimu, bahwa nama baiknya akan tercemar, atau mereka yang akan mencemarkan nama baikmu. Karena itu hampirilah bayi itu, bunuh dia, lalu kuburkan mayatnya. Gadis itu pun akan merahasiakannya karena takut andaikan saudara- saudaranya tahu apa yang telah engkau perbuat terhadap dirinya.”
Maka ahli ibadah itu melakukan apa yang dianjurkan Iblis. Lalu Iblis berkata lagi, “Apakah menurut pendapatmu wanita itu akan menyembunyikan kepada saudara-saudaranya apa yang telah engkau perbuat terhadap dirinya dan anaknya? Ambillah wanita itu, bunuh dia dan kubur bersama anak-anaknya
Ahli ibadah benar-benar melakukan anjuran Iblis, membunuh mengubur gadis itu bersama anaknya. Dia juga membuat sebuah lubang dan terhadap saudari mereka, seraya berkata, “Dia adalah seorang wanita yang paling baik. Itu adalah kuburannya. Lihatlah!”
Mereka mendatangi kuburan saudari mereka dan menangis di sana sebagai luapan kasih sayang mereka. Beberapa hari mereka berada di kuburan itu, lalu mereka pulang ke rumah.
Pada malam harinya dan setelah mereka tidur, iblis mendatangi mereka lewat mimpi. Iblis muncul dalam rupa seorang laki-laki musafir. Pertama kali dia datang dalam mimpi salah seorang di antara mereka yang paling tua. Setan bertanya tentang nasib saudarinya. Orang itu menjawab seperti apa yang dikatakan ahli ibadah, bagaimana kematiannya dan bagaimana kasih sayang yang ditunjukkannya terhadap saudarinya. Bahkan ahli ibadah itu juga menunjukkan kuburannya. Namun setan menyangkal semua itu, seraya berkata, “Ahli ibadah itu tidak berkata jujur tentang saudari kalian. Saudari kalian itu telah hamil dan melahirkan bayi karena perbuatan ahli ibadah, lalu dia membunuh saudari kalian dan bayinya, karena merasa takut terhadap kalian, lalu dia menguburnya di balik pintu sebelah kanan di bilik yang ditempati saudari kalian. Pergilah ke sana dan buktikan sendiri, tentu kalian akan mendapatkan apa yang kukatakan ini.”
Lalu Iblis mendatangi dua saudaranya yang lain dan mengatakan hal serupa. Ketika sudah bangun, mereka merasa heran terhadap mimpi yang dialami masing-masing, dan mereka semakin heran ketika mereka menceritakan mimpi itu kepada yang lain. “Ini hanya sekadar mimpi, kalian tak perlu memedulikannya,” kata yang paling tua.
Yang paling muda berkata, “Demi Allah, aku tidak akan surut sebelum mendatangi tempat itu dan memeriksanya.”
Akhirnya mereka bertiga sepakat untuk mendatangi bilik yang dulu ditempati saudarinya. Mereka membuka pintu dan mencari-cari tempat seperti yang diberitahukan kepada mereka lewat mimpi. Ternyata benar, saudari mereka dan anaknya terkubur di tempat itu. Mereka menemui ahli ibadah tentang nasib saudarinya dan tak ada pilihan lain bagi ahli ibadah selain mengakuinya karena godaan iblis. Mereka menurunkan ahli ibadah dari biaranya, siap untuk disalib. Tatkala ahli ibadah itu sedang diikat di papan, iblis menemuinya seraya berkata, “Tentunya engkau sudah tahu bahwa sebenarnya akulah yang telah menggodamu dengan kehadiran wanita itu, lalu engkau membuatnya hamil, lalu engkau membunuhnya dan anaknya. Jika pada saat ini engkau tunduk kepadaku dan kufur kepada Allah yang telah menciptakanmu dan membentuk dirimu, tentu engkau akan selamat dari keadaan yang akan menimpamu ini.”
Maka ahli ibadah itu menyatakan kufur kepada Allah. Namun kemudian setan meninggalkannya begitu saja dan membiarkan orang-orang menyalibnya.
Wallahualam bishshowab
Sumber: Terjemah Talbis Iblis, Ibnul Jauzi, hal 48-50