Bagi siapa yang tidak meraih banyak harta, dia patut menggunaan qona’ah seagai senjatanya, tetapi bagi siapa yang diberi, dia patut menggunakan kemurahan hati, mendahulukan saudara dan berbuat kebaikan sebagai syi’arnya. Karena murah hati termasuk akhlak para nabi dan ia adalah dasar dari dasar-dasar keselamatan.
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya, “Jibril Alaihi Salam berkata, Allah berfirman, “Islam adalah agama yang Au ridhai untuk diriku, tidak ada yang memperbaikinya selain kemurahan hati dan kebaikkan akhlak, maka muliakan lah ia dengan keduanya selama kalian berkawan (berpegang) dengannya.” (HR. Daruquthni dalam Al-Mustajad )
Dalam hadits lain dari Ibnu Abbas dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
تَجَافُوْا عَنْ ذُنُوْبِ السِّخْيِ فَإِنَّ اللهَ أَخِذٌ بِيَدِهِ كُلَّمَا عَثَرَ
“Menjauhlah dari dosa-dosa dermawan, karena Allah memegang tangannya (membimbingnya) setiap kali dia tergelincir (melakukan kesalahan).” (HR. Ath-Thabrani, Abu Nu’aim, dan Al-Baihaqi)
Dalam Hadits lain Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
اَلْجَنَّةُ دَارُ الْأسْخِيَاءِ وَمَا جُبِلَ وَلِيُّ اللهِ إِلَّا عَلَى السَّخَاءِ
“Surga adalah rumah orang-orang yag dermawan, dan wali Allah tidak diberi tabiat kecuali kedermawanan.” (HR. Ibnu Adi, Al-Qudha’i, dan Ad-Daruquthni)
Betapa mulianya disisi Allah bagi orang-orang yang dermawan. Karna tidak semua sifat di miliki oleh orang-orang yang di beri harta serba kecukupan. Terlalu banyak orang yang kecukupan segala kebutuhan hidupnya tapi terlalu angkuh dan sombong kepada sesamanya.
Dengan alasan mereka yaitu hidup harus selalu kerja dan kerja agar bisa mencukupi kehidupannya atau dengan kata lain agar menjadi orang kaya. Dia lupa bahwa bukan hanya semata-mata dirinya bekerja kemudian mendapatkan harta banyak tapi disitu ada Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang memberinya hidup serba kecukupan.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya, “Orang yang mulia dari umatku tidak masuk surga karena ibadah dan puasanya, akan tetapi mereka memasukinya dengan kemurahan jiwa, kebersihan dada, dan tulus (memberikan kebaikan) kepada kaum muslimin.” (HR. Ad-Daruquthni, dan dalam sanadnya ada rawi yang mungkar)
Faidah hadits di atas dapat kita ambil yaitu kemuarahan hati , kebersihan jiwa dan tulus memberi kebaikan sesuatu apapun kepada sesama kaum muslimin bisa menjadi asbab di masukannya kedalam surga bagi para pelakunya. Walaupun hadits di atas ada perawi yang munkar akan tetapi masih banyak haditsnya menerangkan keuatamaan dermawan (murah hati).
Bahkan berbuat kebaikan kepada orang lain bisa menjadikan pelakunya mencapai husnul khotimah. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya, “Hendaklah kalian berbuat kebaikan untuk orang lain, karena ia menolak kematian yang buruk.” (HR. Ibnu Abi Dunya, hadits ini juga terdapat dalam Silisilah Ash-Shahihah)
Sumber: Mukhtashar Minhajul Qasidhin oleh Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi