Bagaimana pendapat Anda tentang kalimat “Laa samhallah”
Jawaban:
Saya tidak senang ada orang yang mengatakan “laa samhalallah”, karena perkataan “laa samhalallah” itu menggambarkan seakan-akan ada orang yang memaksa Allah melakukan sesuatu sehingga dia mengatakan, “laa samhallah.” Sedangkan Allah, seperti yang disabdakan Rasulullah , tidak ada yang dapat memaksa-Nya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seseorang di antara kalian mengatakan, “Ya Allah ampunilah aku jika berkehendak”, tetapi hendaknya dia bersungguh-sungguh dalam memohon dan membesarkan harapan. Karena Allah tidak ada yang memaksa-Nya dan tidak akan membesar-besarkan sesuatu yang diberikannya-Nya.” (HR Bukhari dalam kitab Ad-Da’awat bab “Liya’zima Al-Masalah Fainnahu Laa Makraha lah”, (6339) dan Muslim kitab Adz-Dzikir wa Ad-Du’a, bab “Al-‘Azm bin Ad-Du’a wa Laa Yaqul In Syi’ta”, (2679).
Lebih baik mengatakan “Laa qadrullah” sebagai ganti dari perkataan “Laa samhallah”, karena hal itu lebih jauh dari anggapan yang meragukan itu, yang tidak boleh diucapkan berkaitan dengan hak Allah.
Sumber: Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin, Fatawa arkaanil Islam atau Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, terj. Munirul Abidin, M.Ag. (Darul Falah 1426 H.), hlm. 217.