Iman Yang Tidak Masuk Dalam Hati

قال الشيخ ابن العثيمين رحمه الله 

“فاحرص يأخي على طهارة قلبك قبل طهارة جوارحك، كم من إنسان يصلي، ويصوم، ويتصدق، ويحج لكن قلبه فاسد

“Asy Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata :

Bersemangatlah wahai saudaraku. Untuk mensucikan hatimu sebelum mensucikan anggota badanmu, berapa banyak orang mengerjakan shalat, puasa, shadaqah dan haji, tapi hatinya rusak (jelek).”

ها هم الخوارج حدث عنهم النبي صلى الله عليه وسلم، أنهم يصلون، ويصومون، ويتصدقون، لكن قال النبي صلى الله عليه وسلم

“Lihatlah orang orang khawarij, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berbicara tentang mereka, bahwa mereka mengerjakan shalat, puasa dan shadaqah. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata :

(لا يجاوز إيمانهم حناجرهم)

أي لا يدخل الإيمان قلوبهما

“Keimanan mereka tidak melewati kerongkongan mereka”

Yakni iman tidak masuk ke dalam hati mereka.” (Syarh Riyadhus Shalihin) 

Allah Azza wa Jalla berfirman:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (QS. Asy-Syu’ara’: 88-89)

Yaitu bersih dari keyakinan yang kotor dan kemusyrikan. Ibnu Sirin mengatakan bahwa hati yang bersih itu ialah bila pemiliknya mengetahui bahwa Allah adalah hak, dan hari kiamat pasti terjadi tiada keraguan padanya, dan bahwa Allah akan membangkitkan semua makhluk dari kuburnya.
Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (Asy-Syu’ara’: 89) Hati yang bersih ialah yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.
Mujahid dan Al-Hasan serta lain-lainnya mengatakan, hati yang bersih maksudnya bersih dari kemusyrikan.
Sa’id ibnul Musayyab mengatakan bahwa hati yang bersih ialah hati yang sehat, yaitu hatinya orang mukmin, karena hati orang kafirdan orang munafik sakit. Allah Swt. telah bertiman:
{فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ}
Dalam hati mereka ada penyakit. (Al-Baqarah: 10)
Abu Usman An-Naisaburi mengatakan bahwa hati yang bersih ialah yang bersih dari bid’ah dan mantap serta tenang dengan sunnah.(Tafsir Ibnu Katsir)