Penyebab Kekafiran Kaum Yahudi Dan Nasrani

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyatakan: “Kekafiran kaum Yahudi berpangkal dari sikap tidak mau melaksanakan hal-hal yang telah mereka ketahui. Mereka tidak mau mengamalkan kebenaran dan tidak mau mengikutinya, baik dalam ucapan ataupun perbuatan.

Kekafiran kaum Nasrani berpangkal dari sikap mereka yang suka beramal tanpa imu. Mereka juga suka melakukan berbagai macam ibadah yang tidak ada tuntunannya dari syari’at Allah, mereka suka berdusta atas nama Allah atas hal-hal yang tidak mereka ketahui. Dalam hal ini, Sufyan bin Uyainah salah seorang kaum salaf menyatakan, “Kerusakan ulama kita serupa dengan kerusakan yang terjadi pada kaum Yahudi, sedangkan kerusakan kalangan awam kita serupa dengan kerusakan yang terjadi pada kaum Nasrani.

Berkenaan dengan jalan hidup mereka, Allah telah memperingatkan kita sebagaimana pada hadits-hadits berikut:

“Dari Abu Said Al-Khudriy berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscya kalian pun akan masuk kedalamnya.” Para sahabat bertanya,: Wahai Rasulullah, apakah mereka kaum Yahudi da Nasrani? Rasulullah menjawwab: “Siapa lagi.”.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

“Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Kiamat tidak akan terjadi sampai ummatku mengikuti apa yang terjadi pada generasi-generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah seperti bangsa Parsia dan Romawi?? Rasulullah menjawab: “Manusia siapa lagi kalau bukan mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi memberitahukan bahwa di tengah umatnya akan ada orang-orang yang meniru perilaku kaum Yahudi dan Nasrani, dan juga akan meniru orang a’jam (asing) yaitu bangsa Parsia dan Romawi, padahal Nabi sejak awal telah melarangnya. Namun pada riwayat tersebut tidak menyatakan bahwa seluruh umatnya akan berbuat demikian. Pada riwayat lain yang populer disebutkan bahwa Nabi bersabda:

“Akan selalu ada kelompok dari umatku yang tetap membela kebenaran sampai kiamat terjadi.” (HR. Al Hakim)

Hadits semakana dengan hadits diaas juga banyak di riwayatkan oleh Bukharidan Muslim. Kemudian Nabi juga bersabda:

“Sungguh Allah tidak akan menyatukan umat ini dalam kesesatan.” (HR. Tirmidzi, dinilai hasan oleh Imam As-Suyuti)

Dari beberapa hadits diatas dapat di pahami bahwa sudah pasti dikalanga umat ini ada kaum yang tetap berpegang teguh kepada agama Allah, yaitu Islam yang murni. Namun terdapat pula kaum yang menyimpang yaitu yang mengikuti sebagian ajaran Yahudi dan Nasrani, sekalipun penyimpangan mereka tidak sampai derajat mereka menjadi kafir dan fasiq. Tetapi penyimpangan mereka ada yang menjadikan mereka kafir, fasiq, atau hanya berdosa atau bersalah.

Perbuatan menyimpang semacam ini merupakan hal yang bersifat naluriyah karna syetan menampakkan perbuatan ini di hadapan pelakunya sebagai perbuatan baik. Oleh karena itu para hamba Allah di perintahkan untuk terus menerus memohon kepada Allah agar di beri keteguhan dan hidayah-Nya, sehingga tidak terjerumus kedalam perbuatan tersebut.

 

Sumber: Mukhtarat Iqtidha’ As-Shiratal Mustaqim oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah