Tips Ibnu Qayyim Dalam Mengusir Dorongan Pikiran

Pada tulisan ini kami akan sebutkan faktor-faktor untuk menjaga dorongan pikiran yang disebutkan Ibnul Qayyim dalam kitabnya Thariq Al-Hijratain, yang didalmnya disebutkan sepuluh faktor:

Pertama: Pengetahuan yang di sertai keyakinan yang kuat bahwa Allah Maha Melihat amalan dan hati, serta mengetahui dengan rinci dorongan pikiran anda.

Kedua: Rasa Malu (al-haya’) anda kepada-Nya.

Ketiga: Sikap memuliakan (al-ijlal) anda untuk membersihkan hati dari bisikan setan karena sesungguhnya hati diciptakan untuk ma’rifah dan mahabbah kepada-Nya.

Keempat: Ketakutan (al-khauf) anda terhadap-Nya, agar jangan sampai Dia melihat anda tengah tergoda oleh bisikan.

Kelima: Sikap itsar (mendahulukan) anda dengan-Nya yakni dengan mengisi hati anda hanya dengan mahabbah-Nya.

Keenam: Kekhawatiran (al-khasyyah) anda jika bisikan setan itu berkembang, bias jadi letupannya akan membakar dan memakan isi hati anda, baik yang berupa iman maupun mahabbah kepada Allah, sehingga semua hilang tanpa sepengetahuan anda.

Ketujuh: Hendaknya ada menyadari bahwa bisikan setan itu ibarat biji-bijian yang di lemparkan ke arah burung untuk menangkapnya. Ketahuilah setiap dorongan pikiran itu seperi biji-bijian yang diletakkan dalam jebakan untuk memburu anda, sedangkan anda tidak menyadarinya.

Kedelapan: Hendaknya anda tahu bahwa bisikan setan sama sekali tidak akan berkompromi dengan renungan keimanan dan dorongan mahabbah serta inabah. Namun keduanya adalah sisi mata uang yang berbeda. Jika keduannya akan saling mengalahkan dan mengeluarkan yang lain. Bisikan nafsu setan akan berusaha mengalahkan dan mengeluarkan renungan iman, ma’rifah dan mahbbah serta mengganti posisinya. Seandainnya saja hati punya kehidupan, tentu akan merasa sakit dan luka karenanya.

Kesembilan: anda harus tahu bahwa bisikan-bisikan etan itu seperti laut tak bertepi. Jika hati telah masuk kedalamnya, maka ia akan tenggelam dan tersesat dalam kegelapan. Tiada jalan keluar darinya, karena hati telah dikuasai oleh dorongan pikiran yang jauh dari keberuntungan. Ia telah tersiksa dan sibuk dengan hal yg tidak bermanfaat.

Kesepuluh: Dorongan-dorongan pikiran tersebut adalah lembah orang-orang yang dungu dan angan-angn orang-orang bodoh. Ia hanya menghasilkan penyesalan dan kehinaan. Jika ia telah mengalahkan hati, ia akan menancapkan bisikan di dalamnya dan mengambil kendali hati tersebut.

 

Sumber: Jaddid Shalataka Ashlud Daa’i Al-Waswasah, Syaikh Mu’min Al-Haddad, penerbit Darul Kitab wa Sunnah, Riyadh. edisi bahasa indonesia “Jangan Shalat Bersama Setan”