Syarah Asmaul-Husna: Jaami’un Naasi liyaumin laa raiba fiih, Badii’us Samaawaati wal Ardhi, Al-Kaafi, Al-Waasi’

79. Jaami’un Naasi liyaumin laa raiba fiih (Yang menghimpun manusia pada hari yang tidak diragukan lagi)

Allah ta’alaa berfirman,

Yaa Rabb kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.” (Ali Imran: 9)

Allah, Dia-lah Yang mengumpulkan manusia. Yang mengumpulkan amal dan rizki mereka. Dia tidak meninggalkan yang kecil dan yang besar, kecuali Dia akan menghitungnya.

Dia yang mengumpulkan yang bercerai berai dan telah berubah, baik mayat-mayat orang yang terdahulu maupun yang kemudian dengan kesempurnaan kekuasaan-Nya dan keluasan ilmu-Nya.

80. Badii’us Samaawaati wal Ardhi (Pencipta langit dan bumi)

Allah ta’alaa berfirman,

Allah pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya, ‘Jadilah.’ Maka jadilah ia.” (Al-Baqarah: 117)

Artinya, Yang menjadikan dan menciptakan keduanya pada kesudahan yang baik dan penciptaan yang indah pengaturan yang tepat lagi mengagumkan.

Allah ta’alaa berfirman,

“Dan Dia-lah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali…” (Ar-Ruum: 27)

Memulai penciptaan mereka untuk menguji siapa yang terbaik amalnya, kemudian mengembalikan mereka, agar membalas orang-orang yang berbuat baik dengan surga dan membalas orang-orang yang berbuat kejahatan dengan kejahatan mereka. Memulai penciptaan semua makhluk tahap demi tahap kemudian mengembalikannya kapan saja Dia kehendaki. Allah ta’alaa berfirman,

… Sesungguhnya Rabb-mu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (Huud: 107)

Yang mempunyai singgasana, lagi Maha Mulia, Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” (Al-Buruuj: 15-16)

Ini merupakan bagian dari kesempurnaan kekuatan-Nya, guna terlaksananya keinginan dan kekuasaan-Nya. Bahwasanya tiap perkara yang diinginkan-Nya, Dia pasti melakukannya tanpa ada yang dapat mencegah dan tidak ada pula yang dapat menentang (menghalangi). Tiada bagi-Nya yang membantu dan yang menolong terhadap perkara apa pun juga. Dia Maha melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Kehendak-Nya selalu berlaku menurut hikmah-Nya. Dia Yang disifati dengan kekuasaan yang sempurna dan terlaksananya keinginan; disifati dengan hikmah yang mencakup segala sesuatu bagi setiap hal yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan-Nya.

81. Al-Kaafi (Yang mencukupi hamba-hamba-Nya)

Allah ta’alaa berfirman,

Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya…” (Az-Zumar: 36)

Dia-lah yang memberi kecukupan (melindungi) hamba-hamba-Nya segala keperluan dan kebutuhan mereka. Yang memberi kecukupan yang khusus kepada orang yang beriman dan bertawakkal kepada-Nya, yang meminta tambahan kepada-Nya segala keperluan agama dan dunianya.

82. Al-Waasi’ (Yang Maha Luas karunia-Nya)

Allah ta’alaa berfirman,

Sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 268)

Dia Yang Maha Luas segala sifat dan segala yang berkaitan dengan-Nya, taka da seorang pun yang bisa menghabiskan pujian kepada-Nya, bahkan juga tak pernah bisa seperti Dia memuji terhadap diri-Nya. Yang Maha Luas kebesaran, kekuasaan, dan kerajaan-Nya. Yang Maha Luas karunia dan kebaikan, serta Maha Agung kemurahan dan kedermawanan-Nya.

Sumber: DR. Sa’id Ali bin Wahf al-Qahthani. Syarah Asma’ul Husna”. Terj. Abu Fatimah Muhammad Iqbal Ahmad Ghazali. Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafi’i. 2005.