Syeikh as Sudais: Tidak Selayaknya Berselisih masalah Ijtihadiyah

Hidayatullah.com–Dalam sesi pertama “Seminar Internasional tentang Hak-hak Rasulullah” yang dibuka hari Selasa (26/11/2013) sebagian pembicara mengungkapkan banyaknya pujian dan penghormatan dunia Barat kepada Rasulullah –صلى الله عليه وسلم- . Di antaranya Imam Masjidil Haram, Syeikh Prof. Dr. Abdurrahman as-Sudais yang mencatat penelitian sejarah dan sainstis Barat.

“Sejak tadi kita banyak mendengar pujian dan rasa kagum para filosof, peneliti dan ahli sejarah dari barat terhadap nabi kita Muhammad –صلى الله عليه وسلم-. Hal tersebut baik untuk dijadikan bahan tambahan dalam mengenalkan nabi kita kepada masyarakat dunia, tapi itu bukan yang utama, karena pujian dan penghormatan untuk nabi sudah turun langsung dari penguasa alam semesta, Allah -سبحانه وتعالى- di atas langit ketujuh,” tegas syaikh as-Sudais.

“Tazkiyah Allah itu yang utama, kalaupun pengakuan barat tidak ada maka cukuplah bagi kita firman Allah dalam surat al-Qalam ayat empat, bahkan Allah dan para malaikat-Nya pun bersholawat untuk nabi kita. Maka salah satu bukti kecintaan kita kepadanya adalah dengan banyak bershalawat dan mengikuti sunnah-sunnah beliau,” lanjut syaikh as-Sudais yang juga pandai mencairkan suasana acara kemarin.

Syeikh as-Sudais yang merupakan Ketua Umum pengurus al-Haramain asy-Syarifain juga mengatakan, terselenggaranya seminar ini menggambarkan betapa besar hak-har Rasulullah صلى الله عليه وسلم-

“Saya senang bisa mengikuti seminar tentang hak-hak Rasulullah –صلى الله عليه وسلم- yang dilaksanakan di kampus al-Jami’ah al-Islamiyah di kota beliau Madinah al-Munawwarah ini. Seminar ini menggambarkan kepada kita betapa besarnya hak-hak Rasulullah –صلى الله عليه وسلم- atas kita,” ungkapnya.

Jangan berselesih

Sementara itu, falam kultum ba’da Dzuhur di Masjid Bin Baaz di kampus Universitas Islam Madinah, Senin (21/1/1435 H) As Sudais menekankan tidak selayaknya umat Islam berselisih terhadap masalah-masalah ijtihadiyah.

“Tidak selayaknya masalah-masalah ‘ijtihadiyah’ yang Abu Bakar dan Umar Radhiallahu anhu pernah berselisih karenanya, demikian juga para Aimmah kita; Abu Hanifah, Malik, as-Syafi’i dan Ahmad radhiallahu anhu menjadi sebab permusuhan dan perpecahan.

Bahkan menjadi kewajiban kita untuk berlapang dada dan menjaga kesatuan kaum muslimin. Mereka pernah berselisih, namun kasih sayang tetap terjalin diantara mereka…,” ujarnya.*/Muhammad Dinul Haq, Madinah al Munawwarah