MIUMI: Perayaan Idul Ghadir Memecah Belah Umat dan Bangsa

KIBLAT.NET, Jakarta – Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) mengecam keras perayaan Hari Raya Besar Syiah Idul Ghadir yang rencananya akan di selenggarakan di Jakarta (26/10). Menurut MIUMI, dalam pandangan mayoritas umat Islam Indonesia yang menganut Ahlus Sunnah wal Jamaah, hanya ada dua hari raya besar, yakni Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha.

Sekjen MIUMI Ustadz Bachtiar Nasir menilai perayaan Idul Ghadir sebagai aktivitas kelompok Syiah Indonesia yang berupaya memecah belah umat Islam.

“Perayaan Idul Ghadir merupakan pelestarian dan perayaan kebencian dan dendam Syiah kepada para sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkemuka, yakni Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan,” katanya dalam rilis yang diterima kiblat.net, Jakarta, Jum’at 25 Oktober 2013.

Lanjutnya, perayaan Hari Raya Idul Ghadir ini semakin membuktikan bahwa Syiah memang satu aliran yang secara mendasar berbeda dengan kaum Muslim lainnya. Penolakan dan penistaan kepada para sahabat Nabi yang utama justru dirayakan sebagai ibadah yang agung menjadi Hari Raya tersendiri.

“Mereka menganggap Idul Ghadir adalah hari raya terbesar yang melebihi keagungan ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha. ‘Idul Ghadir adalah sebuah perayaan atas anggapan mereka mengenai pengangkatan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu sebagai khalifah di kebun Ghadir Khum,” ujar Bachtiar Nasir.

Para ulama dan sejarawan muslim terkemuka mencatat, tradisi selebrasi Idul Ghadir baru dimulai sejak era Daulah Buwaihi menguasai sebagian wilayah Irak di abad ke-4 H. Itu artinya perayaan tersebut tidak pernah dilakukan oleh kaum muslimin di zaman Rasulullah SAW dan para sahabatnya hidup, maupun di era tabi’in dan tabi’ tabi’in yang disebutkan oleh Rasul bahwa mereka adalah 3 periode Islam yang terbaik. “Khairunnasi qorni tsumma al-ladzina yaluunahum tsumma al-ladzina yaluunahum”.

“Bahkan tidak pula diperingati pada saat AmirulMu’minin Ali bin Abi Thalib ra berkuasa pasca syahidnya Sayidina Utsman bin Affan ra,” tegas Bachtiar.

Kata Bachtiar, karena sifat ajarannya yang sangat destruktif dan dilandasi dengan semangat kebencian terhadap tokoh-tokoh panutan umat Islam, seperti Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. dan para sahabat Nabi lainnya – sangat aneh jika pemerintah SBY mendukung acara tersebut.

“Acara seperti ini jelas memecah belah umat Islam dan menistakan agama Islam,” cetusnya.

Menurut Bahctiar, sudah sangat gamblang, hari raya umat Islam di Indonesia dan seluruh dunia hanya 2 yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Diluar kedua hari raya itu jelas suatu bid’ah agama yang sesat.

“Ia bukan hanya merusak akidah umat Islam Indonesia, tetapi juga mengancam keutuhan dan persatuan umat Islam di Indonesia ini yang meyakini dan mengamalkan akidah ahlusunnah wal jama’ah,” tandasnya.

Sebagaimana diketahui, kelompok Syiah , pada tanggal 26 Oktober 2013, akan menyelenggarakan Idul Ghadir dengan tema: Imam Ali as. Putra Ka’bah Pemersatu Umat, di SMESCO (SME) Convention Hall Jl. Gatot Subroto Kav. 94 Jakarta Selatan. (qathrunnada)