MuslimDaily.net – Pekan lalu, Pengadilan Banding Malaysia akhirnya memutuskan untuk melarang kata “Allah” (Tuhan) digunakan umat selain Islam. Keputusan Pengadilan Banding itu membatalkan izin Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur pada tahun 2009 yang membolehkan pengikut Katolik Roma di Malaysia memakai kata Allah.
Polemik penggunaan kata “Allah” tidak berhenti meski Pemerintah Malaysia telah memutuskan kata itu hanya untuk umat Islam. Kalangan “liberalis” di Indonesia bahkan ikut-ikutan mencibir keputusan Pengadilan Banding Malaysia itu melalui jejaring Twitter.
Tapi pendapat berbeda malah disampaikan seorang Pendeta Kristen dari Kota Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pendeta bernama Dr. Jakoeb Soelistyo dalam email yang dikirim ke Redaksi MuslimDaily bahkan mau memperjuangkan agar kata “Allah” hanya dipakai umat Islam saja. Ia juga bersedia membantu Pengadilan Malaysia jika Pemerintah Malaysia membutuhkan argumentasi agar umat Kristen tidak menggunakan kata “Allah”.
Pendeta Jakoeb juga mengaku banyak mendapat “serangan” dari umat Nasrani di Indonesia karena pendapatnya itu, khususnya oleh rekan-rekan pendetanya sendiri. Namun ia mengaku tidak pernah mundur menghadapi kebodohan rekan-rekannya yang ia anggap menjadi pendeta adalah sebuah pekerjaan dan bukannya mengajarkan apa yang diyakininya berdasarkan Kitab Sucinya sendiri.
Dalam makalah yang dikirimkan ke Redaksi MuslimDaily, Pendeta Jakoeb menyebut “Allah itu merupakan Nama Diri dari sesembahan umat Islam yang tidak seharusnya dicampuradukkan di dalam Kekristenan.”
“Para theolog Nasrani di Indonesia beranggapan bahwa kata ALLAH itu berasal dari Al-ilah atau hanya sekedar sebutan, padahal bukan!. Kenapa?: Karena Allah itu nama Tuhannya umat Islam, buktinya umat Islam di Amerika jika sembahyang akan mengucapkan “Allahu Akbar” dan bukan “God Akbar”,” terang Pendeta Jakoeb.
Pendeta Jakoeb berpendapat bahwa penyebutan Tuhan untuk orang Kristen yang benar adalah YAHWEH. Ia juga berpendapat bahwa Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia telah menambahi, mengurangi dan mengubah isi Firman yang sebenarnya. Dan kesalahan FATAL yang dilakukan adalah mengubah nama YAHWEH menjadi Tuhan, ALLAH, Tuhan dan Allah.
Tertarik membaca artikel dari Pendeta Dr.Jakoeb Soelistyo? Silahkan download (unduh) pada link dibawah ini. [mzf]