Surah Al-Baqarah Bag. 1

Cover Tafsir

AL-BAQARAH

( Sapi Betina )

Surat Madaniyyah

Surat Ke-1 : 286 ayat

Keutamaan Surat al-Baqarah

Imam Ahmad, Muslim, at-Tirmidzi, dan an-Nasa’i meriwayatkan dari Suhail bin Shalih, dari ayahnya, dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ قُبُوْرًا فَإِنَّ الْبَيْتَ الَّذِيْ تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ لاَيَدْخُلُهُ الشَّيْطَانُ.

“Jangan kalian menjadikan rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibacakan surat al-Baqarah tidak akan dimasuki syaitan.” At-Tirmidzi mengatakan, “hadits ini hasan shahih.”

Dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ أَلْفَيَنَّ أَحَدَكُمْ يَضَعُ إِحْدَى رِجْلَيْهِ عَلَـى اْلأُخْرَى يَتَغَنَّى وَيَدَعُ سُوْرَةَ الْبَقَرَةِ يَقْرَؤُهَا، فَإِنَّ الشَّيْـطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ وَإِنَّ أَصْفَرَ الْبُيُوْتِ الْجَوْفُ اَلصِّفْرُ مِنْ الْكِتَابِ اللهِ.

“Semoga aku tidak mendapatkan salah seorang di antaramu yang meletakkan salah satu kakinya di atas kakinya yang lain, sambil bernyanyi dan meninggal-kan surat al-Baqarah tanpa membacanya, sesungguhnya syaitan akan lari dari rumah yang dalamnya dibacakan surat al-Baqarah. Sesungguhnya rumah yang paling kosong adalah bagian dalam rumah yang hampa dari kitab Allah (al-Qur’an).” (HR. An-Nasa’i dalam kitab al-Yaum wa al-Lailah.)

Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Barangsiapa membaca sepuluh ayat dari surat al-Baqarah pada suatu malam, maka syaitan tidak akan masuk ke rumahnya pada malam itu. Yaitu empat ayat dari awal surat al-Baqarah, ayat kursi dan dua ayat selanjutnya, serta tiga ayat dari akhir surat al-Baqarah. Dalam satu riwayat disebutkan pada hari itu dia dan keluarganya tidak akan didekati syaitan, dan tidak ada sesuatu yang dibencinya. Dan tidaklah ayat-ayat itu di-bacakan atas orang gila, melainkan dia akan sadar (sembuh).”

At-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, katanya:

بَعَثَ رَسُوْلُ اللهِ e بَعْثًا وَهُمْ ذُوُو عَدَدٍ، فَاسْتَقْرَأَهُمْ فَاسْتَقْرَأَ كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ، مَا مَعَهُ مِنَ الْقُرْآنِ فَأَتَى عَلَى رَجُلٍ مَنْ أَحْدَثِهِمْ سِنًّا فَقَالَ: (مَا مَعَكَ يَا فُلاَنْ؟) فَقَالَ مَعِى كَذَا وَكَذَا وَسُوْرَةُ الْبَقَرَةِ، فَقَالَ: (أَمَعَكَ سُـوْرَةُ الْبَقَرَةِ؟) قَالَ نَعَمْ قَالَ: (إِذْهَبْ فَأَنْتَ أَمِيْرُهُمْ) فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ أَشْرَافِهِمْ: وَاللهِ مَا مَنَعَنِى أَنَّهُ أَتَعَلَّمَ اَلْبَقَرَةَ إِلاَّ أَنِّيْ خَشِيْتُ أَلاَّ أَقُوْمَ بِهَا فَقَالَ رَسُوْل الله e: تَعَلَّمُوْا الْقُرْآنَ وَاقْرَؤُوهُ، فَإِنَّ مَثَلَ الْقُرْآنِ لِمَنْ تَعَلَّمَهُ فَقَرَأَهُ وَقَامَ بِهِ، كَمِثَلِ جَرَابٍ مَحْشُوٍّ مِسْكًا يَفُوْحُ رِيْحُـةُ فِى كُلِّ مَكَانٍ وَمَثَلُ مَنْ تَعَلَّمَـهُ فَيَرْقُدُ وَهُوَ فِي جَوْفِهِ جَرَابٍ أَوْكِى عَلَى مِسْكٍ.

“Rasulullah e pernah mengutus utusan yang terdiri dari beberapa orang. Ke-mudian beliau memeriksa mereka. Selanjutnya beliau menguji hafalan al-Qur’an masing-masing mereka. Lalu beliau menghampiri orang yang paling muda usia-nya seraya bertanya: “Surat apa yang telah kamu hafal?” Orang itu menjawab: “Aku sudah hafal surat ini dan itu serta surat al-Baqarah.” “Apakah kamu hafal surat al-Baqarah?” Tanya Rasulullah. Orang itu menjawab: “Ya, hafal.” Setelah itu beliau bersabda: “Berangkatlah, dan kamulah pemimpin bagi mereka. Ke-mudian salah seorang yang terpandang di antara mereka berkata: “Ya Rasulullah, demi Allah, sesungguhnya tidak ada yang menghalangiku mempelajari surat al-Baqarah melainkan karena aku khawatir untuk tidak dapat mengamalkannya. Maka beliau bersabda: “Pelajarilah al-Qur’an, bacalah. Sesungguhnya per-umpamaan al-Qur’an bagi orang yang mempelajarinya lalu membaca dan mengamalkannya adalah seperti kantong kulit yang berisi minyak kesturi yang aromanya menyebar ke segala tempat. Sedangkan perumpamaan orang yang mempelajarinya, lalu dia tidur (tidak mengamalkannya), padahal al-Qur’an ada dalam dirinya laksana kantong kulit atau cap tanda yang diletakkan di atas minyak kesturi.” (Menurut at-Tirmidzi, hadits ini hasan).

Al-Bukhari meriwayatkan, dari al-Laits, dari Yazid bin al-Haad, dari Muhammad bin Ibrahim, dari Usaid bin Hudhair, katanya: “Ketika pada suatu malam ia membaca surat al-Baqarah -sementara kudanya ditambatkan di dekatnya- tiba-tiba kuda itu berputar-putar. Ketika Usaid berhenti membaca, maka kuda itupun merasa tenang. Kemudian Usaid membacanya kembali, maka kuda itu kembali berputar-putar lagi. Tatkala berhenti membacanya, kuda itupun terdiam. Setelah itu ia membacanya lagi, dan kudanya itupun berputar-putar lagi. Maka ia pun kembali, sedangkan puteranya, Yahya berada di dekat kuda tersebut. Karena merasa kasihan dan khawatir kuda itu akan menerjangnya. Ia mengambil anaknya itu, ia menengadahkan kepalanya ke langit sampai ia tidak melihatnya.

Ketika pagi hari tiba, ia menceritakan peristiwa itu kepada Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: “Wahai putera Hudhair, baca terus.” Ia pun menjawab: “Ya Rasulullah, aku merasa kasihan kepada Yahya, karena ia berada dekat dengan kuda tersebut. Kemudian aku mengangkat kepalaku dan kembali melihat ke arahnya. Setelah itu aku menengadahkan kepalaku ke langit, tiba-tiba aku melihat sesuatu seperti bayangan yang mirip dengan lampu-lampu. Setelah itu aku keluar rumah hingga aku tidak dapat melihatnya lagi. “Tahukah engkau, apa itu?” Tanya Rasulullah. “Tidak,” jawabnya. Beliau pun bersabda: “Itulah malaikat yang mendekati karena bacaan suaramu. Seandainya kamu terus mem-bacanya, niscaya pada pagi hari esok manusia akan dapat melihat malaikat itu tanpa terhalang.”

Keutamaan Surat al-Baqarah bersama Aal-Imran

Imam Ahmad meriwayatkan, dari Abu Umamah, ia berkata, aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

( إِقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ شَافِعٌ لأَِهْلِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، إِقْرَءُوْا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ وَآلْ عِمْرَانَ فَإِنَّهُمَا يَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَـةِ، كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافٍّ يُحَاجَّانِ عَنْ أَهْلِهِمَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ قَالَ إِقْرَءُوا الْبَقَرَةَ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلاَ تَسْتَطِيْعُهَا الْبَطَلَةُ.)

“Bacalah al-Qur’an, karena sesungguhnya al-Qur’an itu akan memberi syafa’at bagi pembacanya pada hari kiamat kelak. Dan bacalah az-Zahrawain, yaitu surat al-Baqarah dan Ali-Imran, karena kedua surat itu akan datang pada hari kiamat, seolah-olah keduanya bagai tumpukan awan, atau bagai dua bentuk payung yang menaungi, atau bagai dua kelompok burung yang mengembangkan sayapnya. Keduanya akan berdalih untuk membela pembacanya pada hari kiamat.” Ke-mudian beliau bersabda: “Bacalah al-Baqarah, karena membacanya akan men-datangkan berkah dan meninggalkannya berarti kerugian. Dan para tukang sihir tidak akan sanggup menjangkau (pembacanya).” Hadits ini diriwayatkan juga oleh Muslim dalam kitab ash-Shalah.

Dalam shahih al-Bukhari dan Muslim diriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah membaca kedua surat itu dalam satu rakaat.

Keutamaan Tujuh Surat Yang Panjang

Imam Ahmad meriwayatkan dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

( مَنْ أَخَذَ السَّبْعَ اْلأُوَلَ مِنَ الْقُرْآنِ فَهُوَ حَبْرٌ )

“Barangsiapa memperoleh tujuh surat terpanjang dalam al-Qur’an, maka ia adalah seorang alim.

Tentang Surat al-Baqarah

Tidak diperdebatkan lagi bahwa semua ayat dalam surat al-Baqarah diturunkan di Madinah. Ia termasuk surat yang pertama kali turun di Madinah. Tetapi ada pendapat yang menyatakan bahwa firman Allah berikut ini: Î وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللهِ Ï “Dan peliharalah diri kalian dari (adzab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kalian dikembalikan kepada Allah,” (QS. Al-Baqarah: 281) adalah ayat al-Qur’an yang paling terakhir turun, dan kemungkinan bahwa ia memang salah satu ayat yang terakhir diturunkan. Dan ayat riba juga termasuk yang paling terakhir diturunkan.

Khalid bin Ma’dan menyebut surat al-Baqarah mengandung seribu kabar berita, seribu perintah, dan seribu larangan.

Orang-orang yang menghitungnya mengatakan, surat al-Baqarah ini terdiri dari 287 (dua ratus delapan puluh tujuh) ayat, 6221 (enam ribu dua ratus dua puluh satu) kata, dan 25.500 (dua puluh lima ribu lima ratus) huruf. Wallahu a’lam.

Sumber: Diadaptasi dari Tafsir Ibnu Katsir, penyusun Dr. Abdullah bin Muhammad bin Ishak Ali As-Syeikh, penterjemah Ust. Farid Ahmad Okbah, MA, dkk. (Pustaka Imam As-Syafi’i)