JAKARTA (voa-islam.com) – Ba’da Jum’at nanti, umat Islam akan mengepung Gedung Balaikota DKI Jakarta di Jalan Merdeka Selatan No. 8-9 Jakarta, tempat ngantornya Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Jokowi-Ahok. Rencananya, mahasiswa Universitas Az-Zahra yang kampusnya bersebelahan dengan Masjid Baitul Arif yang dibongkar itu — berlokasi di Kampung Melayu — akan turun dalam aksi tersebut.
#Masjid-masjid Dibongkar. Itulah yang menjadi tagline dari aksi damai tersebut. Adapun protes mahasiswa Universitas Azzahra, Jatinegara, adalah mendemo pembangunan Rusun Kampung Melayu. Proyek pembangunan ini membuat bising serta kotor kampus yang letaknya persis bersebelahan.
Sebelumnya, mahasiswa protes di depan gerbang proyek, Jl Jatinegara Timur, Jakarta Timur, Rabu (25/9/2013). Tidak cuma berdemo, mereka juga merobohkan pintu gerbang dan membakar tripleks sebagai wujud kekesalan.
“Gara-gara proyek itu, debu-debu beterbangan. Suara bising terdengar, padahal itu dilaksanakan saat jam kuliah,” kata anggota BEM Azzahra, Ubaidillah, di lokasi.
Proyek ini sebelumnya adalah kantor Kas Sudin Teknis PU Pemprov DKI. Namun kantor kas itu sudah diratakan dengan tanah untuk diganti dengan pembangunan Rusun Kampung Melayu. Universitas Azzahra terletak tepat di samping proyek ini. Akibatnya debu bekas proyek pun berterbangan ke kampus itu.
“Kita ingin menemui mandornya, mandornya pun tidak ada. Dan dari pihak kontraktor tidak ada respons sama sekali, jadi kami spontan merobohkan pagar dan bakar tripleks,” tutur Ubaidillah
Sebelumnya, warga sekitar masjid menolak pembongkaran Masjid Baitul Arif di Jalan Jatinegara Barat 142, Jakarta Timur itu. Masjid dibongkar Ahok (Wagub DKI Jakarta, red) untuk membangun rumah susun.
Ahok Bela Diri
Seperti diberitakan media massa, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pun membela diri seraya meminta kepada warga Jatinegara tidak terprovokasi isu SARA dalam pembongkaran Masjid Baitul Arif di Jalan Jatinegara Barat 142, Jakarta Timur. Pembongkaran itu dilakukan untuk dijadikan sebagai rumah susun (rusun).
“Harus dibedakan bongkar rumah ibadah sementara untuk dibangun yang lebih baik sama melarang orang salat. Beda lho. Jangan dipelintir gitu lho. Orang mau salat masih bisa di masjid yang lain,” ujar pria yang kerap disapa Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (17/9/2013).
Sebab, nantinya rusun yang akan dibangun di lahan masjid itu juga akan difasilitasi dengan tempat ibadah. Sebenarnya ia mengakui sudah meminta agar masjid tersebut tidak dibongkar dahulu. Namun, apabila tidak dilakukakan, maka pembangunan rusun bisa terhambat.
Mantan bupati Belitung Timur itu memastikan walaupun bangunannya diratakan, fungsi masjid akan dipindahkan ke lokasi lain atau warga dapat beribadah di masjid lain di sekitar kawasan itu.
“Tempatnya (rusun) begitu jadi, bisa bikin masjid. Jadi jangan dipelintir seolah-olah bongkar masjid. Sekarang juga banyak oknum-oknum kalau mau dudukin tanah negara suka bikin masjid. Jadi kalau dibongkar, isunya bongkar masjid. Bukan itu. Orang beragama nggak pernah langgar peraturan,” jelas Ahok.